Pekerja mengantarkan karangan bunga ucapan duka cita Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di kawasan Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2023). Karangan bunga yang dikirim atas nama penggemar sepak bola Indonesia tersebut sebagai ungkapan kekecewaan atas dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Keputusan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan Piala Dunia Sepak Bola U-20 berpotensi berdampak terhadap ekonomi masyarakat secara langsung dan tidak langsung. Demikian disampaikan Pengamat koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategi (Akses) Suroto.

Ia mengatakan dalam konteks argumentasi kerugian ekonomi tentu menjadi pertimbangan terakhir. “Memang berdampak terhadap ekonomi masyarakat yang secara langsung atau tidak akan mendapatkan keuntungan dari perhelatan yang akan digelar,” ujar Suroto dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (31/3).

Baca juga:  Potensi Sanksi FIFA Cemaskan Dunia Sepak Bola Indonesia

Dalam konteks ekonomi, lanjut dia, justru yang terpenting sebetulnya bukan terletak pada perhelatan yang akan digelar, namun bagaimana dampak strategis ekonomi setelah pembatalan.

“Hubungan dagang atau hubungan ekonomi tentu tak akan begitu saja diputuskan. Justru sebaliknya, hal yang terjadi hubungan-hubungan ekonomi akan muncul sebagai alat diplomasi selanjutnya untuk memodernisasi ketegangan,” paparnya.

Menurutnya, ke depan perlu penyiapan strategi agar diplomasi ekonomi Indonesia digunakan sebagai upaya meningkatkan jalinan hubungan politik agar lebih baik.

Baca juga:  Presiden Sebut Cari Jalan Terbaik untuk Piala Dunia U20

Ia pun mencontohkan hubungan China dan Amerika Serikat yang erat dalam urusan dagang namun bermusuhan secara politik.

Diketahui, FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar.

FIFA mengatakan mereka akan secepatnya menunjuk tuan rumah baru, sedangkan tanggal penyelenggaraan kompetisi itu tidak berubah. Selain itu, diumumkan pula bahwa potensi sanksi terhadap Indonesia juga akan diumumkan pada tahap berikutnya.

Baca juga:  Demo di Depan Gedung DPR Ricuh

Melalui pernyataannya, FIFA ingin menggarisbawahi meski terdapat keputusan tersebut, pihaknya tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI, melalui kerja sama erat dan dengan dukungan Presiden (Joko) Widodo, pada proses transformasi sepak bola Indonesia menyusul tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa anggota-anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam bulan-bulan mendatang, dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *