Wayan Windia. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Guru Besar Emeritus di Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud), Prof. Dr. Ir. Wayan Windia, SU., meninggal dunia, Sabtu (1/4). Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar ini meninggal dunia di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah pada pukul 04.00 WITA.

Menurut keterangan I Ketut Gde Suaryadala yang merupakan adik bungsu dari almarhum, Prof. Windia meninggal dunia karena didiagnosa ada cairan di dalam paru-paru. “Dua hari yang lalu opname di RS Puri Raharja, diagnosa ada cairan di paru-paru. Kemarin dirujuk ke RS Sanglah (saat ini bernama RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, red). Jam 02.00 WITA kritis, jam 04.00 WITA dinyatakan meninggal,” ujar I Ketut Gde Suaryadala, Sabtu (1/4).

Baca juga:  Waktu Penyerahan Dokumen Ditutup, Pilgub Bali 2024 Nihil Calon Independen

Suaryadala mengatakan bahwa jenazah Prof. Windia saat ini masih di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah. Terkait kapan akan diaben, dikatakan masih menunggu rapat bersama keluarga besar.

Prof. Windia kelahiran Sukawati, Gianyar, 15 Desember 1949 ini seorang sosok yang senior dalam dunia wartawan dan dosen. Selama hidupnya telah memiliki kiprah dalam melestarikan budaya luhur Bali mengenai subak.

Ia merupakan Ketua Penelitian Subak Unud, bahkan sebagai Sekretaris Tim Penyusunan Proposal Warisan Budaya Dunia (WBD) Subak di Bali yang telah diputuskan UNESCO. Aktif sebagai Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Bali, Sekretaris Umum Monumen Perjuangan Bangsal (MPB), dan Dewan Pakar INTI Bali.

Suami dari Gusti Ayu Mandriwati itu tidak serta merta meraih kesuksesan, namun merangkak dari bawah, hasil kerja keras atas perjuangannya. Putra dari almarhum Made Sanggra, seorang sastrawan Bali modern dan Ni Made Yarti itu ketika masih duduk di SMAN Gianyar, merangkap sebagai pengantar (loper) koran.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Kembali Bertambah, Seluruhnya Berusia di Atas 50 Tahun

Demikian pula ketika kuliah di Fakultas Pertanian Unud merangkap menjadi pesuruh dan guru honorer di Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) Negeri Gianyar. Prof. Windia saat menyelesaikan S-1 itu juga menjadi wartawan Harian Nusa Tenggara (Nusa Bali), kemudian menjadi wartawan Harian KAMI, Sinar Harapan, dan Suara Pembaruan (hingga pensiun).

Ayah dua anak ini menyandang gelar guru besar tahun 2008. Tatkala diangkat menjadi asisten dosen tahun 1975 dan kemudian menjadi dosen pada 1977, almarhum melanjutkan perannya sebagai wartawan hingga pensiun di Harian Suara Pembaruan (Jakarta) pada 2002.

Baca juga:  Lagi, Gempa Tektonik Guncang Karangasem

Prof Windia, ayah dari Putu Gde Ariastita dan Ni Made Lviani, juga aktif dalam organisasi sosial itu pernah menjadi anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar pada 1977. Sederetan jabatan sosial yang pernah diembannya antara lain Ketua Pemuda Panca Marga Bali, Wakil Sekjen Pemuda Panca Marga Pusat. Ketua Bidang Pemuda dan Cendekiawan, DPD Golkar Bali.

Almarhum sempat menjabat sebagai Wakil Ketua PWI Bali, dan Ketua Badan Penjaminan Mutu Unud. Dan sejak 2020, Prof. Windia menjabat sebagai Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *