JAKARTA, BALIPOST.com – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sudah berangsur pulih. Pada Februari 2023 mencapai 701.930 atau meningkat 567,27 persen dibandingkan Februari 2022.
Dikatakan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dikutip dari Kantor Berita Antara, kunjungan wisman berangsur-angsur pulih, namun belum kembali seperti sebelum pandemi. Pudji mengatakan kunjungan wisman pada Januari-Februari 2023 mencapai 1,44 juta kunjungan atau naik 532,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Menurut dia, jumlah kunjungan wisman pada Februari 2023 melalui pintu masuk utama sebanyak 606,85 ribu kunjungan dan pintu masuk perbatasan sebanyak 95,08 ribu kunjungan. Jumlah kunjungan yang melalui pintu masuk utama didominasi oleh wisman dengan moda angkutan udara yang berkontribusi sebesar 80,43 persen, sedangkan wisman dengan moda angkutan laut dan darat masing-masing hanya sebesar 17,90 persen dan 1,67 persen.
Kunjungan wisman melalui pintu masuk utama dengan moda angkutan udara pada Februari 2023 mencapai 488,08 ribu kunjungan, naik 2.636,79 persen dibandingkan dengan Februari 2022 (year on year) dan 0,58 persen dibandingkan dengan Januari 2023 (month to month).
Bandara Ngurah Rai, Bali, dan Soekarno-Hatta, Banten, tercatat menjadi pintu masuk utama moda angkutan udara dengan kunjungan wisman terbanyak. Keduanya berkontribusi 90,62 persen atau mencapai 442,32 ribu kunjungan.
Kunjungan wisman melalui pintu masuk utama dengan moda angkutan laut pada Februari 2023 tercatat 108,63 ribu kunjungan, naik 27.402,03 persen dibandingkan Februari 2022 dan turun 14,64 persen dibandingkan Januari 2023.
Pelabuhan Batam dan Tanjung Uban di Kepulauan Riau tercatat menjadi pintu masuk utama moda angkutan laut dengan kunjungan wisman terbanyak. Keduanya berkontribusi 78,20 persen atau mencapai 84,95 ribu kunjungan.
Kunjungan wisman yang berkunjung melalui pintu masuk utama dengan moda angkutan darat pada Februari 2023 mencapai 10.140 kunjungan, naik 4.386,73 persen dibandingkan Februari 2022 dan 20,79 persen dibandingkan Januari 2023.
Pintu masuk Aruk (Kalimantan Barat), Entikong (Kalimantan Barat) dan Atambua (Nusa Tenggara Timur) tercatat sebagai pintu masuk utama moda angkutan darat dengan kunjungan wisman terbanyak. Ketiganya berkontribusi 93,13 persen atau mencapai 9.443 ribu kunjungan.
Sejalan dengan pintu masuk utama, kunjungan melalui pintu masuk perbatasan pada Februari 2023 mencapai 95,08 ribu kunjungan, naik 9,61 persen dibandingkan Februari 2022 dan turun 17,35 persen dibandingkan Januari 2023.
Pintu masuk perbatasan darat tercatat sebagai pintu masuk perbatasan dengan kunjungan wisman terbanyak dengan kontribusi 63,93 persen atau mencapai 60,78 ribu kunjungan.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada Februari 2023 bila dibandingkan bulan yang sama tahun lalu juga terlihat di seluruh kelompok kebangsaan.
Wisman yang berasal dari Oseania mengalami peningkatan tertinggi sebesar 4.719,35 persen, diikuti Amerika sebesar 2.956,97 persen.
Sementara itu, wisman yang berasal dari Asia (selain ASEAN) mengalami peningkatan yang terendah atau hanya naik 274,59 persen.
Sebaliknya, penurunan wisman terlihat bila dibandingkan dengan Januari 2023 (m-to-m). Jumlah wisman yang berasal dari Oseania mengalami penurunan terbesar, yaitu 13,50 persen.
Di sisi lain, wisman yang berasal dari Amerika dan Eropa justru mengalami kenaikan masing-masing sebesar 17,32 persen dan 1,14 persen.
Berdasarkan kebangsaan, wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Februari 2023 didominasi oleh Malaysia sebanyak 127,02 ribu kunjungan (18,10 persen), Australia 84,77 ribu kunjungan (12,08 persen), Singapura 75,19 ribu kunjungan (10,71 persen), Timor Leste 55,95 ribu kunjungan (7,97 persen) dan India 36,51 ribu kunjungan (5,20 persen).
Dalam hal rata-rata lama tinggal, wisman yang meninggalkan Indonesia pada Februari 2023 telah menghabiskan waktu selama 10,06 hari di Indonesia.
Berdasarkan kelompok kebangsaan, wisman yang berasal dari ASEAN memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat selama 4,96 hari, sedangkan wisman yang berasal dari Eropa memiliki rata-rata lama tinggal paling lama selama 19,19 hari.
Sementara itu, dilihat berdasarkan kebangsaan, rata-rata lama tinggal terlama tercatat pada wisman berkebangsaan Tiongkok selama 35,45 hari, sedangkan yang tersingkat tercatat pada wisman berkebangsaan Hong Kong selama 3,00 hari. (kmb/balipost)