I Nyoman Sucipta. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Sucipta

Indonesia terkenal dengan negara agraris yang masih sangat membutuhkan teknologi agar berkembang dan mendapatkan hasil yang maksimal, khususnya dalam sektor pertanian berkelanjutan dengan Integrated farming system dari berbagai aspek sebagai suatu sistem. Aspek-aspek yang berkaitan tersebut antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.

Pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi isu penting strategis yang menjadi perhatian dan pembicaraan semua negara dewasa ini. Pembangunan pertanian berkelanjutan selain sudah menjadi tujuan, tetapi juga sudah menjadi paradigma pola pembangunan pertanian.

Salah satu pengembangan dan penerapan pertanian berkelanjutan yaitu dengan adanya pengelolaan kawasan pertanian dan pengembangan pertanian darisisi hulu hingga hilir. Integrated farming system yang mencakup berbagai subsektor pertanian ini memberikan peluang pengembangan agroeduwisata di berbagai daerah.

Adanya Integrated farming system pariwisata membentuk pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis agribisnis. Salah satu bentuk pengembangan potensi daerah tersebut dengan adanya agrowisata. Pengembangan agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dikembangkan fungsinya sebagai objek wisata.

Baca juga:  Bergerak Mencari Pemimpin Partai Politik

Beberapa faktor yang menjadi daya tarik agrowisata, antara lain telah melahirkan sebuah konsep berbasis “back to nature” khususnya di daerah yang masih mempertahankan keasrian alamnya sehingga mampu mengemas keindahan alam perdesaan, keanekaragaman budaya yang unik, sentuhan nilai nilai kearifan lokalnya, dan masyarakat yang ramah menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam maupun luar untuk mengunjunginya.

Selain itu, dengan adanya agrowisata dapat memberikan banyak manfaat bagi para pengunjung yang datang, seperti adanya kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian tersebut antara lain meliputi: edukasi lingkungan terhadap para petani maupun wisatawan, terjadinya transaksi jual-beli produk hasil pertanian secara langsung di lahan, pemasaran produk pertanian semakin mudah, dan terlibatnya petani dalam
petani dalam program agrowisata secara langsung
maupun tidak langsung.

Banyaknya anggapan bahwa pertanian bukanlah profesi yang layak dan tidak akan pernah maju karena pertanian yang kurang sejahtera menyebabkan minimnya minat
masyarakat terhadap pertanian lokal dan membuat suatu daerah tidak dapat memperkenalkan komoditas atau potensi yang dimiliki. Selain itu, pendidikan masyarakat yang relatif rendah khususnya dalam IPTEK.

Baca juga:  Tumpek Landep, Senjata Makan Tuan

Oleh karena itu, dikembangkanlah inovasi platform Smart Agriculture Edutourism yang memiliki arti bahwa petani milenial di era digital serta revolusi industri saat ini, harus memiliki keterampilan mengikuti perkembangan zaman dan IPTEK.

Dengan adanya platform tersebut selain berbekal pada tujuan “back to nature” yang memberikan sensasi alam yang asri dan segar pada pengunjung juga diberikan edukasi baik secara langsung apabila pengunjung langsung berada di daerah agrowisata atau tidak langsung dengan pengenalan daerah, komoditas atau potensi keunggulan daerah, budidaya tanaman melalui
platform tersebut dalam satu sistem.

Tidak hanya menawarkan edukasi saja, platform ini juga dapat digunakan untuk jual-beli dengan adanya fitur
“marketplace” sehingga hasil pertanian bisa dijual secara online dan mudah. Di Indonesia, agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian, dimana melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Baca juga:  Strategi Menjaga Nilai Tukar Petani

Menggunakan teknologi komunikasi dalam pembangunan pertanian membutuhkan kompetensi dari pengguna teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Kemajuan IPTEK dapat mendukung suatu daerah untuk berkembang dan semakin maju dalam sektor pertanian. Sehingga Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salah satu infrastruktur utama yang harus
dimiliki Indonesia untuk mewujudkan ketahanan
pangan Indonesia.

Penulis, Guru besar pada Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *