Gubernur Bali, Wayan Koster dan sejumlah bupati/wali kota melakukan persembahyangan saat penyineban IBTK di Pura Agung Besakih, Rabu (26/4). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Totalitas dan bermanfaat bagi umat. Ungkapan ini, kini menjadi apresiasi krama Bali yang tangkil ke Pura Agung Besakih. Kawasan suci Pura Agung Besakih yang  sarat nuansa ritual kini terkesan sangat artistik dan nyaman.

Apresiasi atas totalitas Gubernur Bali, Wayan Koster, menata kawasan ini terdengar nyaring dan terus mengalir. Tonggak peradaban baru lahir dari pendekatan suci memuliakan alam dan peradaban Bali dengan ketulusan bhakti.

Apresiasi pun datang dari berbagai elemen. Bahkan, ucapan terima kasih dan apresiasi krama Bali juga mengalir deras di media sosial. Kepada Redaksi Bali Post dan Bali TV– banyak kalangan memuji keberpihakan Gubernur Bali, Wayan Koster, terhadap peradaban Bali. Video pendek yang berisi kekaguman atas dedikasi dan totalitas hasil penataan kawasan suci Pura Agung Besakih nyaris tak terhitung jumlahnya. Ini merupakan sejarah baru dalam era peradaban Bali Era Baru.

Spirit Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang nyaris bergulir lima tahun di Bali, memang membawa perubahan jelas dan berkarakter di tanah Bali. Ini akan menjadi tonggak baru dimulainya keluhuran budi menjaga Bali dan peradabannya. Bali bangkit dengan peradabannya tentu menjadi harapan krama Bali. Memuliakan alam dengan tetap menjaga keagungan kawasan Suci Pura Besakih telah dijabarkan dengan pendekatan totalitas dan ketulusan bhakti. ‘’Terima kasih Gubernur Bali Wayan Koster.’’  Ucapan ini rasanya terdengar lebih nyaring jika kita memasuki pelataran parkir yang kini memberikan rasa nyaman dan aman. Semua ditata, dikelola dan  didedikasikan untuk memuliakan kawasan suci Pura Besakih.

Baca juga:  Sandiaga Uno Pantau Dugaan Pelecehan di Kontes Miss Universe

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, Rabu (26/4) menyampaikan rasa terima kasihnya atas perjuangan Gubernur Bali dan jajarannya menata kawasan suci Pura Agung Besakih. Banyak berdampak positif yang dirasakan oleh pamedek yang melakukan persembahyangan serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih. Selain tidak menimbulkan kekroditan kendaraan para pamedek karena telah disiapkan parkir bertingkat di area Manik Mas, pamedek juga merasa lebih nyaman dengan fasilitas pendukung yang disediakan di kawasan tersebut.

Jro Mangku Widiartha, mengungkapkan, dengan adanya penataan Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini memang berdampak positif sekali. Karena kemacetan atau kekroditan kendaraan para pamedek bisa terkendali. Terlebih lagi, arus lalu lintas sudah diatur sedemikian rupa. Maka dari itu, arus lalu lintas tidak macet. “Termasuk persembahyangan para pamedek juga diatur sesuai bhakti panganyar,” ujarnya.

Nyaman dan Aman

Widiartha mengatakan nyata-nyata pembangunan infrastruktur di kawasan ini membuat pamedek nyaman dan aman. Dijelaskannya dengan adanya parkir bertingkat di area Manik Mas, semua kendaraan roda dua maupun roda empat difokuskan di sana. Sedangkan untuk bus parkir di area parkir Kedungdung. “Kalau memang di parkir Manik Mas overload, maka kendaraan pamedek diarahkan ke parkir pribadi milik warga yang ada di Besakih,” katanya.

Baca juga:  Ribuan Krama Iringi Melasti Ida Bhatara ke Tegal Suci

Selain itu juga, kata Widiartha, untuk keberadaan sampah juga sedikit berkurang dengan adanya imbauan oleh Pak Gubernur Bali bagi para pamedek supaya tidak membawa plastik saat melakukan persembahyangan. “Sampah yang dihasilkan juga berkurang. Jadi, saya berharap ke depan, khusus umat Hindu kalau ke sembahyang ke Pura yang ada di Besakih agar menaati imbauan jangan membawa sampah plastik, dan sosis sarana upacara dibawa pulang. Sisa canang yang dibawa pulang, jangan sekali-sekali dibuang di jalan yang dilalui, bawa utuh sampai di rumah dan diolah di rumah. Sehingga Keagungan Pura Agung Besakih supaya tetap terjaga keaguangnnya,” imbuh Widiartha.

Sementara itu, salah seorang pemangku di Pura Penataran Agung, Jro Mangku Nyoman Artawan, mengatakan, kalau dampak positif yang dirasakan dengan adanya penataan ini cukup banyak. Salah satunya, tidak terjadinya kekroditan kendaraan pemedek yang hendak melakukan persembahyangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, sebelumnya semua pamedek ingin parkir di dekat Pura sehingga memicu kekroditan di sejumlah titik. Tapi, dengan adanya parkir bertingkat yang dibangun di areal Manik Mas ini, membuat lalu lintas menjadi lancar.

Baca juga:  Puncak IBTK Besakih Dipuput Sepuluh Sulinggih

“Kalau dulu sebelum ada parkir bertingkat di Manik Mas, terjadi kekroditan karena kendaraan ingin dapat parkir di dekat Pura. Tapi, sekarang semua kendaraan roda du dan roda empat wajib diparkir di Manik Mas sehingga tidak ada lagi kekroditan. Hanya mobil yang mengangkut sulinggih saja yang diizinkan naik sampai di dekat Pura,” ujarnya.

Selain itu kata Artawan, di sepanjang margi agung terlihat Agung. Pasalnya, semua pamedek yang hendak melakukan persembahyangan hampir semuanya melewati Margi Agung Manik Mas menuju ke pura. Dan tidak ada lagi kendaraan yang lalu lalang di Margi Agung. Bahkan, warga yang memiliki rumah di sepanjang Margi Agung tidak melewati jalan tersebut melainkan lewat jalan di gang-gang kecil. “Saya lihat Margi Agung terlihat Agung karena dipenuhi pamedek berjalan kaki, karena memang dari dulu Margi Agung merupakan jalur pamedek ketika melakukan persembahyangan di Besakih,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, sampah plastik juga sedikit berkurang dengan adanya imbauan dari Gubernur Bali untuk tidak memakai atau menggunakan plastik saat melakukan persembahyangan. “Para pamedek sudah mulai sadar, tidak membawa plastik. Kalau bisa, tak hanya saat sembahyang di Pura Agung Besakih saja tak memakai plastik, tapi di manapun pun sembahyang agar jangan membawa plastik,” harapnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *