SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dampak abrasi di pesisir pantai selatan Kabupaten Klungkung kian parah. Seperti di Pantai Lepang, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, meski sudah dibangun tanggul, kerusakan yang ditimbulkan masih terjadi. Terutama pada bagian jogging track setempat, nampak hancur lebur akibat terjangan gelombang pasang.
Sebagaimana pantauan pada Senin (1/5), bagian jogging track ini nampak harus segera diperbaiki. Kencangnya gempuran abrasi membuat material paving luluh lantak pada tiga titik terparah.
Kondisi demikian membuat warga sekitar heran. Sebab, tanggul dan jogging track ini dikatakan baru saja selesai dibangun pada tahun 2022.
Menurut Bendesa Adat Lepang I Made Merta, Senin (1/5), kerusakan tanggul hingga jebolnya jogging track ini juga berdampak pada banjirnya areal Pura Tirta Desa Adat Lepang dari tingginya gelompang pasang di perairan setempat. Selain untuk penangkal abrasi, tanggul dan jogging track Pantai Lepang tersebut juga dipakai untuk tempat beraktivitas olahraga oleh warga sekitar.
“Tanggul abrasi tersebut baru di bangun sejak 2022 namun cepat sekali rusak, penyebabnya bangunan tersebut tidak memiliki pondasi hanya diletakkan batu dan diisi paling-paling,” katanya.
Bendesa menambahkan, saat pembangunan tersebut, pihaknya sempat mengusul kepada pengawas proyek agar diisi pondasi seperti bangunan tanggul abrasi yang di sebelah timur, agar tanggul makin kuat dalam menopang paving. Sehingga ketika gelombang pasang, jogging track tersebut tidak mudah jebol dan bertahan lebih lama.
Setelah peristiwa ini, pihaknya berharap para pihak terkait segera menindaklanjuti kejadian ini, agar Pura Tirta Desa Adat Lepang tidak banjir lagi saat terjsdi gelombang pasang. Tanggul abrasi ini harus segera diperbaiki, agar tidak menimbulkan kerusakan lebih parah lagi.
Disisi lain, Kepala Dinas PUPRPKP (Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Klungkung, I Made Jati Laksana, saat dihubungi perihal kerusakan tanggul ini, sudah mendengar informasi tersebut. Bahkan, dia sendiri sudah turun ke lokasi untuk mengecek langsung bagaimana riil kondisinya. Hasilnya, kerusakannya diakui memang cukup parah, terutama pads tiga titik kerusakan.
“Ini memang harus segera ditangani, saya sudah melaporkan kerusakan dari hasil pengecek langsung ke lapangan kepada pihak BWS (Balai Wilayah Sungai) Bali-Penida. Setelah melapor, kerusakan ini dipastikan akan segera ditangani,” kata Jati Laksana. (Bagiarta/balipost)