Ternak Sapi Bali milik warga di Sawe yang mati mendadak pada Senin (1/5) pagi. Kejadian ini merupakan yang kesekian kali terjadi di wilayah tersebut selama dua bulan terakhir. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Dua ekor sapi milik warga di Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, didapati mati mendadak, Senin (1/5) pagi. Sebelum mati lemas, dua ekor sapi dalam kondisi bunting itu sempat mengeluarkan busa dari mulut.

Kejadian sapi mati mendadak ini menjadi perhatian, sebab di wilayah Sawe, sudah berulang kali terjadi. Bahkan dari informasi selama dua bulan terakhir sudah belasan ekor sapi mati.

Sapi milik I Dewa Kade Wisada (65) ini sebelumnya dalam kondisi sehat dan berada dalam kandang. Hingga pada Senin pagi sekitar pukul 07.30 Wita, saat ia memberikan makan, kondisi sapi tiba-tiba mengeluarkan busa dari mulut. Saat hendak dipindahkan dari kandang, sapi tiba-tiba tersungkur dan rebah mati dengan mulut masih berbusa.

Baca juga:  Dari Bali Nihil Tambahan Korban Jiwa COVID-19 hingga Pedagang Picu Macet dan Semrawut

Satu ekor sapi betina bunting memang sudah berumur tua dan pernah 7 kali beranak. Sedangkan yang satu, baru membeli dan baru sekali bunting. “Ini sudah kejadian yang kesekian kalinya. Di sini (sawe) sudah belasan kali kejadian sapi mendadak milik warga,” terangnya.

Rerata penyakit yang menyerang pada sapi yang kondisinya gemuk dan sehat. Sedangkan yang kurus, masih bertahan. Warga berharap agar kejadian yang berulang kali ini diusut.

Baca juga:  Mati Mendadak, Ratusan Ayam di Nusa Penida Negatif Flu Burung

Kepala Desa Batuagung, I Nyoman Sudarma mengatakan beberapa kasus sapi mati mendadak beberapa bulan ini terjadi di sekitar Banjar Sawe saja. Ia juga berharap agar ada tindak lanjut dari kejadian yang sering terjadi ini. Terlebih hanya di satu wilayah Banjar Sawe saja. Guna memastikan penyebab kematian, petugas dari Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana melakukan pemeriksaan dua ekor sapi itu.

Dari hasil pemeriksaan menurut petugas, kematian disebabkan faktor makanan atau bloat.  drh. Gede Adi Adnyana, mengatakan bloat ini karena perut sapi kembung dan penyebab dipastikan non infeksius. “Tidak ditemukan infeksi atau residu, tapi ada gas dalam perut sapi,” terangnya.

Baca juga:  Dandim Ingatkan Prajurit Jauhi Narkoba

Bloat ini menurutnya memang bisa memicu kematian. Gas di perut sapi membesar dan menekan paru-paru sehingga menghambat CO2 dan mengakibatkan sapi kesulitan bernafas.

Tetapi karena kejadian sapi mati mendadak ini sering terjadi khususnya di Banjar Sawe, pihaknya meminta masyarakat tetap waspada. Khususnya para peternak sapi agar memperhatikan peliharaannya dengan teliti terutama terkait makanan. Pihaknya memastikan dari pemeriksaan tidak ada indikasi infeksius atau wabah. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *