SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus Meningitis atau Streptococus Suis (MSS) di Bali selama 2023 ini dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencapai 38 orang. Pasien tersebar di berbagai RS di Bali, dengan jumlah terbanyak ada di Gianyar.
Meski belum ditemukan di Kabupaten Buleleng, RSUD Buleleng pun sudah melakukan langkah antisipasi. Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, Senin (1/5) menjelaskan sebagai antisipasi, pihaknya menyiapkan ruang rawat inap. “Sebagai langkah antisipasi, kami menyiapkan ruang rawat inap dengan kapasitas 12 bed di Ruang Sandat, obat-obatan hingga belasan SDM yang terdiri dari tiga orang dokter ahli saraf, serta 12 orang tenaga kesehatan terlatih (juga disiapkan, red),” katanya.
Bahkan RSUD Buleleng sudah mempunya ruang rawat inap kasus saraf dan stroke yang bisa digunakan apabila ada pasien yang mengarah pada Meningitis.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng, I Gede Artamawan menerangkan penyakit Meningitis bukan penyakit baru. Penyakit ini erat hubungannya dengan risiko mengonsumsi olahan daging yang tidak dimasak sempurna atau mentah.
Kasus yang ditularkan oleh hewan khususnya bali ini memiliki tingkat kematian sekitar 3 hingga 10 persen, atau tidak sefatal virus rabies. “Jika terkena penyakit Meningitis akan menyisakan gejala-gejala lanjutan, seperti gangguan pendengaran,” ungkapnya.
Dengan adanya penyebaran penyakit ini, pihaknya saat ini gencar melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk mengonsumsi daging babi sesuai standar. Yakni, dimasak pada suhu lebih dari 70 derajat celcius.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan takut untuk memelihara dan mengkonsumsi daging babi. “Daging harus diolah dengan baik, sehingga penyakit dalam daging itu tidak ada dan kita juga bisa mendapatkan manfaatnya,” tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)