MANGUPURA, BALIPOST.com – Pendapatan Kabupaten Badung pasca Covid-19 mereda mulai membaik. Bahkan, daerah yang mengandalkan sektor pariwisata ini memiliki Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) sebesar Rp 1,05 triliun.
Hanya saja di tengah pendapatan Badung yang mulai membaik, ada ratusan kepala keluarga yang masih menunggu-nunggu bantuan bedah atau rehab rumah tersebut. Program ini hingga kini masih mandek.
Terakhir, program untuk membantu masyarakat miskin ini dilaksanakan tahun 2019 silam. Penghentian program tersebut lantaran Badung mengalami krisis anggaran akibat pandemi COVID-19.
Meski demikian, dari tahun 2017 saat program ini dimulai, setidaknya ada sekitar 1.300 rumah telah diperbaiki. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Badung Anak Agung Ngurah Bayu Kumara Putra membenarkan program bantuan bedah rumah sejak 2020 dihentikan akibat pandemi COVID-19.
“Sejak pandemi COVID-19 ini, kita terkendala anggaran, jadi program itu sementara tidak jalan,” ujar Gung Bayu Jumat (5/5).
Kendati demikian, pihaknya masih memfasilitasi penyaluran Corporate Social Resposibility (CSR) untuk bedah rumah. Karena itu, jika ada bantuan CSR, maka pihaknya akan dipilih masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Kalau memungkinkan baru akan diberikan bantuan, tetapi diprioritaskan. Nanti kalau memang siginifikan untuk dibantu, saya akan bersurat kepada pimpinan. Nantikan tergantung prioritas anggaran, yang bantuan-bantuan bisanya terakhir,” ungkapnya.
Menurutnya, program tersebut bisa diaktifkan kembali jika nantinya kapasitas anggaran dalam APBD Badung mencukupi. Terutama saat ada prioritas anggaran untuk bantuan bedah rumah. “Memang hingga saat ini kami belum menuntaskan, program bedah rumah tersebut,” ujarnya.
Diakui belum tuntas program tersebut karena sempat tertunda pada tahun 2020 akibat covid-19. Bahkan, dari catatan perkim ada cebanyak 998 KK yang harus dibantu bedah rumah. “Catatan kami, sesuai data terakhir ada 998 yang belum terealisasi untuk program bedah rumah ini,” jelasnya. (Parwata/balipost)