China membangun “Desa Mars” di Qinghai Area batu merah di cekungan Qaidam sebelah barat laut China, Provinsi Qinghai. Lokasi proyek pembangunan sebuah desa di China itu menyimulasikan kondisi lingkungan di Mars di Qinghai sebagai bagian dari persiapan eksplorasi Mars di China. (BP/Ant)

 

BEIJING, BALIPOST.com – Data yang dikumpulkan oleh kendaraan penjelajah (rover) Zhurong, menyebutkan para peneliti China mengklaim untuk pertama kalinya menemukan air di planet Mars.

Penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal akademik internasional Advances in Science and Research yang menunjukkan beberapa benda, seperti kerak permukaan, retakan, granulasi, dan tanda air terdapat di bukit pasir Mars di sekitar lokasi pendaratan Zhurong.

Data tersebut mengarah pada sebuah analisis bahwa permukaan bukit pasir tersebut kaya akan air yang mengandung mineral, seperti sulfat hidrat, protein, dan besi hidroksida. “Yang lebih penting, kami percaya keberadaan air di bukit pasir tersebut tidak terbentuk dari air tanah atau karbon dioksida, melainkan embun beku atau hujan salju,” kata Qin Xiaoguang, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (7/5).

Baca juga:  WHO Sebut Kemajuan Tangani Pandemi Terhambat karena Varian Delta

Qin adalah penulis laporan penelitian pada jurnal ilmiah tersebut. Keberadaan air di Mars merupakan topik yang sangat menarik bagi sejumlah kalangan karena bisa memberikan implikasi penting terhadap migrasi petualangan dan pemahaman evolusi iklim di planet tersebut.

Keberadaan air dalam bentuk cair tersebut mengindikasikan Mars sebagai lingkungan yang layak huni sehingga berpotensi adanya kehidupan, demikian disebutkan Science and Technology Daily, Jumat (5/5).

Baca juga:  Klaster Pasar Xinfadi, China Kembali Laporkan Puluhan Kasus Baru

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada limpahan air dalam bentuk cair. Akan tetapi karena hilangnya atmosfer, iklim Mars mengalami perubahan besar, seperti tekanan udara yang sangat rendah sehingga membuat uap air sulit mencair.

Beberapa tetesan air yang ditemukan tim Phoenix Mars Amerika Serikat mengindikasikan adanya air asin di area ketinggian Mars pada musim panas.

Selain itu, hasil simulasi menunjukkan bahwa beberapa situasi iklim tertentu yang cocok dengan air di beberapa area di Mars sifatnya masih temporer. “Namun, bukti pengamatan langsung tentang keberadaan air cair di permukaan rendah terhangat di Mars masih sangat sedikit,” kata Qin, yang juga peneliti pada Institut Geologi dan Geofisika China.

Baca juga:  Lawan Varian Delta, Vaksin Buatan China Disebut Kurang Efektif

Pada 2021, misi eksplorasi pertama China di Mars Tianwen-1 berhasil mendaratkan Zhurong di tepi selatan Utopia Planitia, kawasan terendah planet Mars.

Zhurong telah aktif selama 347 sol (356,5 hari di bumi) sejak ditempatkan di permukaan Mars. Kendaraan penjelajah tersebut tidak aktif sejak 20 Mei 2022 menjelang badai pasir dan musim dingin Mars. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *