TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Kikian, Desa Pupuan Sawah, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, telah menggelar Kikian Festival 2023 dengan konsep konser amal “Ngayah” sebagai ajang penggalian dana. Festival ini menarik perhatian karena diadakan di sebuah desa dengan tujuan memperoleh dana untuk membangun Pura Puseh Desa Adat Kikian.
Perbekel Pupuan Sawah, I Gusti Putu Suardika, S.Sos., menjelaskan bahwa Pura Puseh Desa Adat Kikian membutuhkan renovasi total. Bangunan ini telah berdiri sejak tahun 1975, dan meskipun telah mendapatkan dana BKK dari provinsi, dana tersebut hanya cukup untuk upacara yadnya, termasuk perbaikan skala kecil seperti perbaikan panyengker.
“Kami di desa adat dan tingkat desa memiliki keinginan yang sama untuk memiliki Pura Puseh yang nyaman. Kami berharap pembangunan Pura Puseh di Desa Adat Kikian dapat segera terwujud pada tahun 2024, dan diikuti dengan pelaksanaan upacara ngenteg linggih,” jelasnya pada Selasa (9/5).
Menariknya, festival ini benar-benar mengusung konsep ‘ngayah’ sebagaimana diakui oleh Gusti Suardika. Seorang warga setempat yang memiliki koneksi dengan penyanyi terkenal Bali ikut terlibat dalam kegiatan ini. Para penyanyi Bali tersebut membantu mendukung penggalian dana dengan konsep ‘ngayah’, yang berarti mereka tidak mengenakan tarif seperti biasanya. “Dari percakapan yang tak disangka-sangka, para penyanyi ini menyambut baik dan mendukung kegiatan kami di desa. Alhasil, semuanya berjalan lancar selama dua hari kemarin,” ungkapnya.
Di sisi lain, ketika ditanya tentang potensi desa Pupuan Sawah, terutama di desa adat Kikian, Gusti Suardika mengakui bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi tersembunyi. Salah satunya adalah air terjun Singsing Tulang yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Melihat potensi ini sebagai sumber pendapatan desa di masa depan, pihak desa telah membuka akses ke lokasi tersebut. “Ada tempat wisata yang sangat strategis, kami telah membuka jalan menuju lokasi tersebut. Tempatnya agak tersembunyi, dan itulah yang kami kembangkan agar dapat menjadi tambahan potensi pendapatan desa di masa mendatang,” terangnya.
Selain potensi wisata yang tersembunyi, desa ini juga memiliki potensi buah-buahan seperti manggis dan durian. “Kami juga memiliki potensi buah manggis dan durian. Siapa tahu dalam lima tahun ke depan, desa ini dapat menjadi kampung durian atau kampung manggis,” ucapnya. (Puspawati/balipost)