Prosesi di akhir Sisya Upanayana di SMA N 2 Mendoyo tepat di hari Saraswati. Para siswa memberikan penghormatan dan menepak dahi para siswa sebagai bentuk ikatan batin guru dan siswa. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hari Raya Saraswati dalam ajaran Hindu mengandung makna, turunnya ilmu pengetahuan sekaligus sebagai penghormatan kepada Dewi Pengetahuan dan Seni yaitu Dewi Saraswati. Diperingati setiap enam bulan sekali (210 hari) pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung yang jatuh pada Sabtu (20/5).

Hari Saraswati menjadi hari penting bagi Umat Hindu, khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan. Dewi Saraswati sendiri merupakan istri atau saktinya dari Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, penggambaran Dewi Saraswati sendiri ialah seorang perempuan cantik yang memiliki 4 tangan.

Di keempat tangannya memegang senjata yakni, memegang alat musik, genitri, pustaka suci, serta bunga teratai. Kata “Saraswati” adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan.

Baca juga:  Pengamanan Kawasan Bandara Diperketat

Kata Saraswati itu terdiri secara etimologi berasal dari kata ‘saras’ dan ‘wati’. Kata “saras” yang juga berasal dari urat kata sansekerta “sr” memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir. Sedangkan Kata “wati” berarti yang memiliki.

Arti lengkap kata “Saraswati” adalah sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan. Inilah difinisi kata Saraswati yang didefinisikan oleh I Gusti Ketut Widana.

Baca juga:  Dibuka, Penyeberangan Ketapang Langsung Antre

Ketika perayaan Hari Saraswati tiba, umat Hindu khusus nya di Bali akan melakukan persembahyangan. Bagi anak-anak yang masih sekolah akan dilakukan persembahyangan di sekolah secara bersama. Kemudian setelah selesai persembahyangan dilanjutkan sembahyang ke pura lainnya.

Di sekolah, di pura, di rumah maupun di perkantoran semua buku serta lontar akan diletakkan pada suatu tempat untuk diupacarai. Dari perayaan hari Saraswati merupakan dimaknainya sebagai rasa wujud syukur yang memfokuskan kepada Dewi Sarswati atas karunia ilmu pengetahuan yang dikaruniai kepada kita semua, sehingga membuat kita terbebas dari avidyam (kebodohan), supaya dari mendapat ilmu pengetahuan itu membuat kita berguna untuk sekitar, masyarakat dan bahkan bangsa.

Baca juga:  UPTD BPTPH, Intensifkan Gerakan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pisang

Perayaan Hari Suci Saraswati juga menjadi momen untuk mengingatkan manusia untuk senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Sebab, ilmu pengetahuan selama masa brahmacari merupakan bekal untuk kehidupan di masa berikutnya. Hari raya Saraswati ini pula hari raya paling akhir dalam kalender Bali, rentetan dari hari raya itu kemudian dilanjut dengan hari Banyu Pinaruh keesokan harinya. (Wulan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *