Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bau tak sedap yang menghantui warga di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, hingga kini masih dicarikan pola penanganannya. Kondisi ini menjadi perhatian jajaran DPRD Denpasar.

Upaya mengantisipasi bau tak sedap yang diakibatkan dari pengolahan sampah terus dilakukan pihak pengelola. Dewan menilai penggunaan cerobong asap yang tinggi justru akan memperluas kawasan yang terpapar bau tak sedap.

Anggota Komisi 3 DPRD Denpasar, A.A. Susruta Ngurah Putra, Kamis (25/5) mengatakan pola yang digunakan saat ini dinilai tidak tepat. Karena penggunaan cerobong asap yang semakin tinggi justru akan memperluas wilayah yang terpapar bau. Pihaknya menyarankan agar pola pengurangan bau harus dilakukan dengan cara lain.

Baca juga:  Wahana di Taman Lumintang Dicorat-coret Tulisan "Satpol PP Harga Mati"

Dikatakan, untuk meminimalisasi bau tak sedap, ada pola lain yang bisa dilakukan pihak pengelola atau Pemkot Denpasar. Pola tersebut, yakni dengan memanfaatkan air untuk mengurangi sebaran bau. Pola ini memerlukan kolam yang cukup untuk menampung air. Kemudian, asap yang keluar dari pengolahan sampah tersebut diarahkan ke air yang ada di kolam tersebut.  “Memang air di kolam tersebut akan menggelembung-menggelembung, tetapi bau tidak akan menyebar ke mana-mana,” ujar Susruta.

Baca juga:  Operasional TPST di Denpasar Molor Lagi

Selain itu, pihaknya juga menyarankan harus melakukan kajian yang jelas untuk mengurangi bau yang ditimbulkan akibat operasional TPST ini. Terlebih, satu TPST berada di tengah-tengah permukiman penduduk, di  Padangsambian Kaja. “Harus dilakukan kajian, sehingga hasilnya akan jelas. Mana yang efektif untuk mengurangi bau,” kata politisi asal Gerenceng ini.

Sebelumnya,  setelah dilakukan ujicoba operasional TPST di Kesiman Kertalangu,, bau tak sedap mulai menghantui warga sekitarnya. Sejumlah warga yang dekat dengan TPST tersebut mulai terusik dengan bau yang diduga ditimbulkan dari sampah yang diolah di TPST tersebut.  Bau tersebut sering tercium ketika asap keluar dari cerobong yang ketinggiannya nyaris menyamai rumah warga.

Baca juga:  Polisi Sepakat Takkan Masuk Ranah Desa Pakraman

Sejumlah warga yang tinggal di Jalan Gemitir dan Biaung mengaku selalu mencium bau sampah. Apalagi ketika angin sedikit kencang bau sampah tersebut semakin menyengat. “Bau ini mungkin datang dari pengolahan sampah di TPST,” ujar Nyoman Winata.

Pihaknya berharap pemerintah segera memberikan solusi agar bau sampah bisa dihilangkan. “Sebelum ada TPST tidak ada bau sampah, sekarang malah berbau. Katanya tidak akan menimbulkan bau,” jelasnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *