Gubernur Bali, Wayan Koster saat memberikan sambutan dalam Rapat Pleno PKB XLV di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Kamis (25/5). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023 mengangkat tema “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” (Samudra Cipta Peradaban) dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban. Ajang seni tahunan milik masyarakat Bali ini bakal digelar mulai Minggu, 18 Juni hingga Minggu 16 Juli 2023 di tiga lokasi, yakni Taman Budaya Art Center Denpasar menjadi venue utama, ISI Denpasar dan Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Adapun rangkaian materi kegiatan PKB XLV meliputi Peed Aya (Pawai) Rekasadana (Pergelaran) Utsawa (Parade) Wimbakara (Lomba) Kandarupa (Pameran) Kriyaloka (Lokakarya) Widyatula (Serasehan) Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni) Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah) dan Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia). Total sebanyak 19.009 orang seniman akan terlibat dalam perhelatan seni dan budaya tahunan ini dengan jumlah sajian seni sebanyak 498.

Terdiri dari rekasadana (pergelaran) sebanyak 88 sajian seni, utsawa (parade) sebanyak 267 sajian seni, wimbakara (lomba) sebanyak 63 sajian seni, dan kandarupa (pameran) sebanyak 80 sajian seni. Jumlah sajian seni ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang hanya 285 sajian seni yang melibatkan sebanyak 16.179 seniman.

Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 216 sajian seni (melibatkan 7.955 seniman), tahun 2019 sebanyak 373 sajian seni (melibatkan 19.720 seniman), dan tahun 2018 sebanyak 363 sajian seni (melibatkan 18.850 seniman). “Kita bersyukur, Bali dianugerahi kekayaan, keunikan, keunggulan budaya yang luar biasa. Inilah yang harus kita pelihara dan terbukti melalui budaya Bali, pariwisata Bali menjadi daya tarik dunia, tanpa budaya, pariwisata di Bali tidak ada. Sehingga melalui Pesta Kesenian Bali, kita kuatkan seni budaya Bali yang telah menjadi kekuatan dan untengnya Bali, agar budaya Bali terus eksis, survive, kuat, tangguh dan berkelanjutan sepanjang zaman sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali berbasis pada nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi,” pesan Gubernur Bali, Wayan Koster saat memberikan sambutan dalam Rapat Pleno PKB XLV di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Kamis (25/5).

Baca juga:  Penutupan Intur Bali 2024, Kemendikbudristek Sebut Cara Pengenalan Kebudayaan ala Generasi Muda

Terkait dengan tema PKB XLV, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, mengatakan bahwa tema “Segara Kerthi” merupakan implementasi dari visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Dijelaskan, tema “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” (Samudra Cipta Peradaban) dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban. Samudra melambangkan keluasan ilmu pengetahuan, kedalaman nilai-nilai luhur sekaligus muara berpadunya berbagai cipta, rasa dan karsa umat manusia yang melahirkan kebudayaan yang adiluhung yang merepresentasikan peradaban Krama Bali yang luhur, unggul, dan kawista.

Baca juga:  Perayaan Nataru, Makanan di Pasar Umum Gianyar Diuji Keamanan Pangan

Samudra juga melambangkan peradaban Bali yang terbuka dengan berbagai kebudayaan masayarakat dari berbagai penjuru dunia serta berpadu secara harmonis dalam memberi warna pusparagam seni budaya Bali dan mengukuhkan Bali sebagai Pusat Peradaban Dunia (Bali Padma Bhuana). Sehingga, semua materi PKB merepresentasikan tema “Segara Kerthi”.

Terkait materi PKB, Arya Sugiartha memaparkan bahwa Peed Aya kali ini tidak melibatkan perguruan tinggi yang ada, melainkan hanya diikuti oleh ISI Denpasar dan sembilan kabupaten/kota se-Bali. Duta kabupaten kota ini menyajikan garapan seni tradisi, klasik, dan kerakyatan yang dikemas dalam bentuk prosesi display sambil berjalan dengan merespons tema Segara Kerthi : Prabhaneka Sandhi (Samudra Cipta Peradaban) sesuai dengan potensi yang berkembang di wilayah masing-masing. Seperti, di Kabupaten Badung karena terkenal dengan pariwisatanya, maka Pawai yang ditampilkan yaitu memaknai laut sebaga pariwisata. Begitu juga dengan daerah lainnya di Bali.

Rekasadana (Pergelaran) selain menyajikan duta dari kabupaten/kota di Bali dan kelompok kesenian luar daerah. Duta kabupaten dan kota ini menampilkan kesenian khas kabupaten/kota, sehingga pergelaran itu menjadi beda. Selain itu juga melibatkan sebanyak 14 kelompok kesenian luar daerah, seperti dari Jakarta, Yogyakarta, Seleman, Bekasi, Kabupaten Penajam Paser Utara, NTT, Betawi, dan daerah lainnya.

Baca juga:  3 Pesawat Carteran akan Jemput WN Jerman di Bali

Jika sebelumnya drama gong disajikan secara parade, tetapi kali ini ada juga ada lomba drama gong untuk memberikan kesempatan generasi muda berkreasi. Juga menyajikan kesenian joged bungbung untuk menangkal joged jaruh dan joged ngebor, tetapi Bali memiliki joged tradisi yang khas. Selain lomba drama gong, ada pula lomba baleganjur, barong ket, dan gender wayang tingkat anak-anak. Ada pula fashion dari para desainer menampilkan busana adat Bali, berpasangan dan busana malam, dan busana toga.

Sementara untuk pameran, ada pameran seni rupa, pameran Bali Bangkit dan stand kuliner yang hanya mengoptimakan stand di Taman Budaya, memakai areal parkir di sebelah selatan dan di belakang Ksirarnawa. Pembukaan pameran lukisan bersamaan dengan pembukaan PKB yang menampilkan lukisan gaya Kamasan, Batuan, Padangtegal yang melibatkan sekitar 75 -80 seniman. Pada perhelatan kali ini juga memberikan penghargaan kepada 10 pengabdi seni.

Sementara Bali World Culture Celebration melibatkan peserta dari luar negeri. Seperti, Jepang, Thailand, Australia, Gamut berkolaborasi dengam seniman Belgia, India, Malaysia dan China. Sementara Jantra Tradisi Bali meliputi Murtirupa (demonstrasi), Pacentokan (Lomba), dan Temu Wirasa (Sarasehan). (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *