Gubernur Bali, Wayan Koster saat Rapat Pleno Persiapan FSBJ ke-5 Tahun 2023 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (30/5). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Para pecinta seni kembali mendapat suguhan seni modern dalam Festival Seni Bali Jani (FSBJ) ke-5 Tahun 2023. FSBJ ke-5 akan dibuka bertepatan dengan penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-48, pada Minggu, 16 Juli 2023.

Pelaksanaannya berlangsung dua pekan, hingga Minggu, 30 Juli 2023. Disajikan secara langsung dan virtual (daring) di Taman Budaya Provinsi Bali dan ISI Denpasar dan Live Streaming: YoutubeDisbud Provinsi Bali.

FSBJ V 2023 dibuka dengan sajian perdana adilango (pergelaran) berjudul ”Opera in Paradise (Heny Janawati Vocal Expert) di Panggung Terbuka Ardha Candra. Kemudian ditutup dengan pertunjukan kolaborasi Teater Boneka dengan Musikal Marching Band “Ragasagara“ (Sanggar Seni Kuta Kumara Agung dengan Marching Band : Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, Jembatan Budaya School, dan Bali Xtreme Drummer).

Gubernur Bali Wayan Koster mengharapkan kesenian yang ditampilkan pada FSBJ ke-5 memiliki identitas modern, berbeda dengan kesenian tradisi pada perhelatan PKB. Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat Rapat Pleno Persiapan FSBJ ke-5 Tahun 2023 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (30/5).

Dalam kesempatan tersebut Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini mengingatkan bahwa Bali memiliki kekayaan, keunikan, dan keunggulan budaya yang luar biasa. Gubernur Koster mengatakan, pelaksanaan FSBJ merupakan dukungan Pemerintah Provinsi Bali dalam memajukan kesenian modern Bali.

Memasuki pelaksanaan kelima, menurut Gubernur Koster, FSBJ telah mengalami banyak perkembangan.
Secara statistik jumlah sajian terus mengalami perkembangan sejak awal dilaksanakan, terkecuali pada saat pandemi Covid-19 tengah berkecamuk. Pada tahun kelima FSBJ akan menampilkan 68 sajian seni modern. Jumlah seniman yang terlibat terus mengalami penambahan hingga pada FSBJ tahun ini mencapai 3.625 orang seniman.

Baca juga:  Seniman Sambut Baik FSBJ Hybrid dan Kedepankan Prokes

Jumlah penonton pada tahun lalu, kata Gubernur Koster, mencapai sekitar 21.000 orang, naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tingkat kepuasan penonton juga cukup tinggi sebesar 95 persen.
Dengan perkembangan tersebut, Gubernur Koster juga mendorong agar para seniman yang akan tampil terus meningkatkan komitmen dan kualitas kesenian yang ditampilkan. “Saya berharap karya-karya yang membedakan dari seni tradisi, harus ada unsur pembeda yang jelas jangan samar-samar. Ini tantangan bagi pencipta, pelaku, dan partisipan dalam mengisi FSBJ,” tegasnya.

Menurutnya, para seniman yang terlibat dalam FSBJ harus memiliki komitmen dalam berkarya karena karya-karya mereka akan menjadi hal yang fundamental pada keberlanjutan seni di Bali. “Supaya kita ke depan bisa melihat semakin maju sebagai bagian daripada rangkaian perkembangan masyarakat Bali,” ujar Gubernur.

Gubernur mengharapkan penyelenggaraan FSBJ ke-5 yang dihelat selama dua minggu ini berlangsung sukses dan lancer, termasuk dalam hal di luar pergelaran seni seperti pengaturan parkir, lalu lintas, dan kebersihan lingkungan. “Jangan pula habis pentas kotor, sampah berserakan,” pesan Gubernur Koster.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan FSBJ akan menampilkan kesenian modern Bali yang dari segi inovasi dan pengembangannya lebih bebas, lebih vulgar, dan eksperimental. Karena sifatnya yang lebih bebas tersebut, ia menyebut seni modern sepantasnya juga lebih mudah dalam mengekspresikan tema yang diusung dalam FSBJ tahun ini “Citta Kasmi Segara Kerthi – Bahari Sumber Kehidupan.”

Baca juga:  Bupati Suwirta Sambangi 23 Posko Satgas COVID -19

Mantan Rektor ISI Denpasar mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali memberikan ruang kepada seni modern. Karena itu kesenian yang ditampilkan memang harus memiliki perbedaan atau identitas jika dibandingkan dengan seni tradisi yang ditampilkan pada PKB.
“Kalau seni tradisi pakemnya kuat, karena dia juga selain indah dan artistik dia juga memelihara pakem. Pakemnya termasuk strukturnya ada bagian-bagiannya masih terus dipertahankan. Nilainya sudah ada di seni tradisi,” ujarnya.

Di sisi lain Arya Sugiartha juga menyampaikan bahwa kesenian Bali modern juga tidak bisa terlepas dari akarnya kesenian tradisional. Dikatakan, kesenian modern Bali merupakan kesinambungan dari seni tradisional Bali. Menurutnya perbedaan-perbedaan dalam seni tradisional dan seni modern bukan untuk dipertentangkan namun berjalan beriringan.

Kadisbud Bali berharap dengan adanya FSBJ yang digelar setiap tahun masyarakat nantinya memiliki banyak pilihan dalam mengapresiasi kesenian Bali, baik kesenian tradisi maupun yang modern. “Supaya seni Bali tetap berkesinambungan dalam perubahan, kesinambungan terpelihara, berubah terus mengikuti perkembangan zaman, sehingga dia tidak mati dan sinambung dan berubah,” tandasnya.

Sementara itu Festival Seni Bali Jani merupakan kegiatan apresiasi budaya untuk pemajuan kesenian modern, kontemporer dan seni inovatif diselenggarakan sebagai aktualisasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, yang diundangkan 9 Juli 2020, serta implementasi Visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023: Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Festival Seni Bali Jani lahir dari gagasan kreatif seorang seniwati dan sastrawati Bali, yaitu Ibu Putri Suastini Koster, sebagai ruang yang lebih luas bagi para penggiat seni dan sastra modern Bali dalam berkarya serta sebagai salah satu penanda Bali Era Baru.

Baca juga:  FSBJ 2022 akan Dimeriahkan Lomba Berskala Nasional

FSBJ tahun 2023 ini mengangkat tema Citta Rasmi Segara Kerthi, Bahari Sumber Inspirasi. Citta berasal dari kata Citti yang berarti berpikir. Sebagaimana tata-titi kehidupan warisan leluhur, citta dimaknai sebagai kesadaran. Sedangkan rasmi artinya pancaran sinar, mencerminkan sifat/karakter; merefleksikan keindahan, memancarkan taksu.

Citta Rasmi Segara Kerthi artinya kesadaran menyucikan, memuliakan, merawat, melestarikan, serta mengkonservasi laut atau bahari sebagai sumber penciptaan sekaligus penguripan (kehidupan) demi kesejahteraan umat manusia beserta segenap makhluk hidup di bumi ini. Konsepnya sama seperti FSBJ sebelumnya, terdiri atas Eksplorasi yakni, pencapaian seni inovatif berbasis kreativitas pribadi, sementara ide dan subjek eksplorasi tetap berbasis tradisi atau nilai local. Kemudian Eksperimentasi, yakni pencapaian seni modern/kontemporer berbasis kreativitas dan percobaan medium/media.

Lintas-Batas yaitu pencapaian seni baru berbasis alihmedia, multimedia maupun transmedia. Kontekstual yaitu, pencapaian seni baru secara tematik, gaya, dan style relevan dengan konteks tema dan waktu penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani, serta Kolaborasi yakni, proses dan pencapaian seni modern/kontemporer berbasis sinergi dan kerjasama antar seniman Bali atau luar daerah/luar negeri.

Materi kegiatan yaitu Pawimba (lomba), Adilango (pergelaran), Utsawa (parade), Aguron-guron (Lokakarya), Timbang Rasa (Sarasehan), Megarupa (Pameran), Beranda Pustaka & Pameran Kartun dan Bali Jani Nugraha (Penghargaan). (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *