DENPASAR, BALIPOST.com – Dua atlet angkat berat disabilitas yang kebetulan namanya sama persis, yakni Ni Nengah Widiasih, sama-sama berhasil menyumbangkan 2 emas, pada hajatan multievent bagi atlet difabel ASEAN Para Games (APG), di Kambija, 3-9 Juni. Hanya, yang membedakan Widiasih asal Karangasem turun di kelas 45 kg, sedangkan seorang lagi Widiasih dari Guanyar, turun di kelas 86 kg.
Dua emas lagi, dipersembahkan pelari Ni Kadek Arianti Putri. Humas National Paralympic Committee (NPC) Bali. I Gusti Nyoman Setiawan, di Denpasar, Kamis (8/6), menerangkan, Widiasih yang turun di kelas 45 kg, merebut emas pertama dari angkatan terbaiknya 99 kg, sekaligus memecahkan rekor atas namanya sendiri, pada hajatan multievent dua tahunan antarnegara se-Asia Tenggara, khusus bag atlet difabel.
Emas kedua diraih Widiasih ketika dirinya menjuarai total angkatan 293 kg. Widiasih tercatat mampu mengangkat barbel tiga kali, angkatan pertama 96 kg, kedua 98 kg, dan ketiga 99 kg. Dua emas juag diperoleh melalui Widiasih yang turun di kelas 86 kg. Lifter asal Gianyar ini merebut emas, sebab total angkatannya 248 kg. Rinciannya, angkatan pertama 80 kg, kedua 82 kg, dan ketiga 86 kg. “Angkatan ketiganya Widiasih sukses mengangkat barbel seberat 86 kg, sekaligus menjadi yang terbaik dan berhak memboyong medali emas,” tutur Gusti Setiawan.
Sementara dua emas lainnya, diperoleh melalui pelari Ni Kadek Arianti Putri. Sprinter Kadek Arianti mengawinkan 2 keping emas, a di nomor lari 100 meter dan 200 meter. “Saya kira prestasi atlet disabilitas Bali sangat membanggakan, dan mengharumkan nama bangsa. Cuma mengirimkan 4 atlet, dan berhasil membawa pulang 6 emas,” jelasnya. Seorang atlet lagi asal Bali, Komang Supartha, turun di basket kursi roda. “Namun, sejauh ini kami belum memantau hasilnya,” kilah dia. (Daniel Fajry/Balipost)