Pekerja memindahkan ikan Tuna dari kapal pengangkut menuju truk sebelum dibawa ke pengolahan. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali menjadikan sektor perikanan dan kelautan menjadi sektor unggulan kedua setelah pertanian. Hal itu didasari atas potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Bali.

Namun sayangnya, pada April 2023, ekspor produk perikanan Bali mengalami penurunan tajam. Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan pada April 2023, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat turun 15,50 persen secara month to month (m-t-m), dari USD 51.884.123 pada Maret 2023 menjadi USD 43.844.392 pada April 2023. Bila dibandingkan dengan April 2022 year on year (y-o-y), nilai ekspor Bali di April 2023 tercatat turun 27,72 persen.

Baca juga:  Ini Sosok Danrem 163/Wira Satya yang Baru

Nilai ekspor Provinsi Bali pada April 2023 jika dilihat dari jenis komoditasnya, didominasi oleh produk ikan, krustasea, dan moluska, yang tercatat sebesar USD 11.529.292 dengan porsi sebesar 26,30 persen dari total ekspor. Nilai ekspor ke Jepang tercatat mengalami penurunan sebesar 42,65 persen dan merupakan penurunan terdalam (m-t-m). Penurunan ini terutama disebabkan turunnya ekspor produk ikan, krustasea, dan moluska.

Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Putu Sumardiana mengatakan, selain pertanian, sektor perikanan juga merupakan fokus pengembangan sumber ekonomi Bali. Ia menyebut ekspor perikanan dan kelautan masih stabil.

Baca juga:  Di Jembrana, Kekeringan Picu Meningkatnya Kebakaran Lahan

Ini artinya, potensinya besar, baik perikanan tangkap maupun budidaya. “Sehingga tidak salah pemerintah Bali sektor perikanan dan kelautan menjadi sektor unggulan kedua setelah pertanian,” ujarnya.

Selama ini Bali merupakan hub ekspor ke luar negeri. Potensi ikan yang banyak yaitu tuna, kakap, kerapu, cumi. “Intinya perikanan tangkap yang banyak dieskpor, 40% dari ekspor adalah pasar ikan tuna, semua markasnya di Benoa,” ujarnya.

Baca juga:  Coba Perkosa Karyawan Tiara Dewata, Pelaku Diadili

Produksinya diakui tidak semua dari Bali. Namun, Bali memiliki banyak unit pengolahan ikan karena Bali hub Pelabuhan Internasional. “Kami memiliki kebijakan, menerapkan perikanan terukur berbasis kuota untuk melakukan ekspor untuk menjaga sustainability sumber daya kelautan,” imbuhnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *