Salah Satu Inovasi Cengkeh Sambung yang dikembangkan Distan Buleleng. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Masih banyaknya lahan kering yang kurang produktif di Buleleng, membuat Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Buleleng mencari solusi agar lahan kering bisa dimaksimalkan.

Salah satu contohnya tanaman cengkeh yang kerap kita temui di dataran tinggi dan hanya bisa berkembang ditanah yang gembut. Dengan sentuhan inovasi dalam bidang pertanian, Distan Buleleng mencoba mengembangkannya dengan sistem sambung tujuannya tidak lain agar cengkeh juga bisa ditanam pada lahan kering dan dataran rendah

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, menerangkan bahwa sejauh ini potensi budidaya tanaman cengkeh di Bali utara yang sangat tinggi. Namun apabila cengkeh sambung ini intensif dibudidayakan di dataran rendah dan lahan kering maka secara tidak langsung dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Baca juga:  KEK Didorong Ekspansi Bersaing Dengan Malaysia -Singapura

Pihaknya menambahkan jika cengkeh sambung ini sudah dijadikan pilot projek di masing masing daerah, semisal kawasan Desa Munduk, Banjar, Busungbiu, dan Desa Mengening.

“Mengingat akar tanaman cengkeh yang rentan terhadap kondisi tanah seperti kekeringan sehingga metode ini harapannya dapat memaksimalkan lahan kering di Buleleng, apalagi hasilnya yang dirasa cukup memuaskan hanya butuh waktu kurang lebih 3 tahun sudah mengeluarkan bunga,”jelasnya.

Metode yang diterapkan cengkeh sambung ini adalah metode sederhana yang bertujuan untuk memperbaiki sistem perakaran cengkeh, sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan cepat berbunga. Pada batang bawah yang dikembangkan cengkeh sambung ini yaitu ada dua diantaranaya pohon jamblang atau juwet yang memiliki kelebihan bisa tumbuh di dataran mana saja, kemudian dari tanaman jambu kelampuak atau jambu hutan yang merupakan tanaman liar yang sering dijumpai di lahan kering, sementara batang atas menggunakan jenis cengkeh Zanzibar.

Baca juga:  Pergub 1/2020 tentang Minuman Khas Bali, Payung Hukum bagi Perajin Arak

Pengembangan biji tanaman jambu hutan dan cengkeh sama- sama ditanam berdampingan, hingga membentuk tunas, setelah tumbuh tunas muda keduanya dipotong untuk disatukan diikat hingga tumbuh satu tunas baru dengan batang bawah.

Kedepan pihaknya akan merencanakan cengkeh sambung ini dibudidayakan dalam jumlah yang banyak sebagai bentuk dukungan rehabilitasi cengkeh sehingga dapat mendorong dan mendukung petani dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu, kualitas maupun produksi dan produktivitas cengkehnya serta membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Baca juga:  Ratusan Pesepeda Ramaikan Kintamani Enduro Bike To Nature

“Nanti kita akan rencanakan untuk menggencarkan budidaya cengkeh sambung ini utamanya di dataran rendah, namun saat ini masih diutamakan dahulu untuk sosialisasi pengetahuan mengenai cengkeh sambung serta pupuk pestisida nabati untuk pengendalian hama penyakit terhadap cengkeh yang sudah ditanam,”tutupnya. (Yuda/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *