Petugas tengah memberikan vaksin rabies pada anjing peliharaan warga di Denpasar. Dinas Pertanian Kota Denpasar menyiapkan ribuan vaksin ini untuk mencegah penyebaran rabies di Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Zero kasus rabies di Denpasar yang selama ini disandang beberapa tahun, kini harus kandas. Pasalnya, kini Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar menemukan 9 anjing yang positif rabies. Hal itu diungkapkan Kadistan Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Brahmasta, Jumat (16/6).

Menurut Gung Bayu sapaannya, sejak Januari 2023 sampai saat ini ada 9 anjing yang terinfeksi rabies. Anjing tersebut langsung dilakukan eliminasi agar tidak membahayakan masyarakat dan menyebarkan virus ke anjing lainnya.

Menurut Gung Bayu, awal ditemukannya kasus rabies pada anjing ini di awal 2023 ada di Denpasar Selatan. Anjing dengan tingkah yang mengarah ke rabies itu dilaporkan karena membuat resah masyarakat.

Dengan laporan tersebut, pihak Distan langsung melakukan kroscek ke lapangan dan melakukan uji lab pada otak anjing tersebut. Hasilnya positif rabies.

Baca juga:  Palebon Ida Anak Agung Istri Mas, Simak Pengalihan Arus Lalin di Pusat Kota Gianyar

Setelah Denpasar Selatan, kasus rabies muncul di Denpasar Timur. Bahkan yang terakhir ada dua anjing yang ditemukan dengan penyakit rabies di Denpasar pada Juni 2023 ini. “Ada sembilan anjing yang terdeteksi terinfeksi rabies. Kami sudah cek ke lab langsung dan kami lakukan tindaklanjut. Baru di tiga kecamatan kami temukan paling tinggi di Denpasar Timur,” jelasnya.

Menurut Agung Bayu, selain ditemukan anjing yang terkena rabies, ada 4.000 kasus gigitan anjing (bukan rabies) yang dilaporkan selama Januari 2023 hingga pertengahan Juni. Kasus gigitan tersebut tidak menyebabkan rabies.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bertambah di Atas 200 Orang, Ini Tiga Besarnya

Masyarakat setelah mendapatkan gigitan anjing langsung segera ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin. Setelah laporan data di Puskesmas ada gigitan anjing ke manusia, pihak Distan langsung melakukan proses sterilisasi agar tidak ada kasus rabies karena gigitan. “Biasanya kebanyakan mereka yang terkena gigitan langsung ke puskesmas. Mereka diberi vaksin. Nah, dari puskesmas melaporkan ke kami, kami langsung turun ke lokasi melakukan sterilisasi dan pemeriksaan pada anjing tersebut,” ujarnya.

Hingga saat ini, ia mengatakan di Kota Denpasar belum ada warga terinfeksi rabies. Namun, kendati tidak ada kasus, ia meminta masyarakat tetap waspada.

Mantan Kasus Perikanan Kota Denpasar ini meminta kepada masyarakat tidak mengantardaerahkan anjing. Jika itu terjadi kemungkinan anjing yang dibawa dari daerah lain bisa saja menyebabkan kasus rabies.

Baca juga:  Maksimalkan Pencegahan COVID-19, Denpasar Bentuk Satgas Hingga Desa dan Kelurahan

“Kalau mau membawa anjing ke Denpasar harus isolasi dulu itu wajib. Setelah itu vaksinasi agar tidak membahayakan. Tidak mengeluarkan anjingnya, dan tidak melepas liarkan anjing agar tidak terkena virus dari anjing lainnya dan masyarakat diminta tidak memprovokasi anjing agar tidak tergihit. Biasanya kan kalau anjingnya diprovokasi itu galak,” imbuhnya.

Gung Bayu mengatakan, saat ini Distan juga terus menggencarkan vaksinasi kepada anjing yang ada di Kota Denpasar. “Kami door to door masih tetap kita gencarkan. Kalau ada masyarakat yang memiliki anjing belum divaksin bisa menghubungi kami,” tandasnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *