JAKARTA, BALIPOST.com – Perluasan pasar produk unggulan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya produk terbaik yang dihasilkan oleh kawasan perdesaan terus didorong dan ditingkatkan. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai salah satu komitmen dalam pemberdayaan UMKM, BRI kembali menggelar Bazaar UMKM BRILian edisi spesial Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) yang melibatkan delapan Desa BRILian. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Taman Kantor Pusat BRI, Jakarta pada 16 Juni.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan kegiatan yang melibatkan Desa BRILian ini ditujukan untuk mendorong penjualan dan memperluas pasar produk unggulan desa baik secara offline maupun online.
Seperti diketahui, program Desa BRILian dihadirkan BRI sejak 2020.
Tujuannya adalah untuk mewujudkan ketahanan ekonomi melalui pemberdayaan potensi desa di Indonesia dengan empat kriteria nilai utama yaitu Bumdes aktif, digitalisasi, sustainability dan inovasi.
Karena Desa BRILian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul.
“Melalui semangat kolaborasi, hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Supari.
Adapun delapan Desa BRILian yang dilibatkan berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Ke-8 Desa BRILian tersebut yakni Desa Tunjungan (Kabupaten Blora, Jawa Tengah), Desa Paninggaran (Pekalongan, Jawa Tengah), Desa Burong Mandi (Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung), dan Desa Bukit Gajah (Kabupaten Pelalawan, Riau). Selain itu, ada juga Desa Mekarmukti (Kabupaten Garut, Jawa Barat), Desa Pujon Kidul (Kabupaten Malang, Jawa Timur), Desa Girimulyo (Kabupaten Lampung Timur, Lampung) dan Desa Bambang dari (Kabupaten Lamongan, Jawa Timur).
Dalam Bazaar UMKM edisi spesial tersebut, setiap desa membawa produk unggulan yang menjadi potensi terbaik dari daerahnya. Mulai dari buah, teh, madu, jahe, cokelat, bawang goreng dan makanan ringan.
Kegiatan Bazaar UMKM BRILian sendiri merupakan kegiatan rutin setiap bulannya yang sudah di mulai sejak 2022. Menurut Supari, selain pemberdayaan, ajang seperti ini pun menjadi momen untuk melakukan literasi dan inklusi keuangan.
Contohnya, dalam kegiatan ini, BRI memberlakukan mekanisme pembayaran cashless transaction selama proses jual beli produk. “Berbagai sistem bayar yang dapat digunakan di antaranya adalah QRIS dan BRImo,” lanjut Supari.
Selain itu, Supari juga menjelaskan literasi dan inklusi sudah secara internal dan menjadi agenda yang masif dilakukan kepada Desa BRILian melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BRI mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan di Desa BRILian, serta Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas.
Dalam acara ini, para peserta bazaar mengaku senang dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut. Mereka menilai bahwa BRI telah total mendampingi desa dalam mengembangkan usaha sesuai potensi ekonomi daerah. Hal tersebut diungkapkan oleh Andi Aminuddin, pelaku UMKM Griya Olahan Durian dari Desa BRILian Tunjungan, Blora, Jawa Tengah.
Menurut Andi, kegiatan ini menjadi kesempatan besar bagi pihaknya untuk memperluas pemasaran. “Kami berharap sebagai UMKM melalui kegiatan ini, kami memiliki jaringan yang lebih luas untuk pemasaran. Bukan hanya daerah sekitar kami, tapi menyebar ke seluruh Indonesia. Harapannya seperti itu,” ujarnya.
Selain Andi, ada pula Juhana, Kepala Desa Mekarmukti, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dia merasa bersyukur karena desa yang dipimpinnya menjadi Desa BRILian, dan dapat memamerkan produk unggulannya di Bazaar UMKM BRIlian.
Karena dengan menjadi Desa BRILian, klaster usaha di desa kami terangkat. Buktinya dari penjualan yang meningkat. Dan dengan adanya acara ini saya sangat berharap klaster yang sudah terangkat semakin maju. Dan ini jadi contoh positif buat masyarakat dan klaster usaha lain di desa kami untuk memajukan usahanya,” ujarnya.
Nurdiansyah selaku Direktur BUMDes Desa BRILian Burong Mandi, Damar, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung pun merasakan manfaat serupa dari Bazaar UMKM. Menurutnya manfaat besar dari acara ini adalah produk unggulan dari daerahnya dapat diperkenalkan ke pasar yang lebih luas.
Nurdiansyah pun berharap acara ini akan berkesinambungan. Dia juga berharap ada banyak masukan bagi UMKM dari desanya untuk terus mengembangkan usaha. (Adv/balipost)