GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Adat Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar kini sedang menggelar karya Agung. Karya Agung berupa karya Mamungkah, Mlaspas, Mendem Padagingan, Ngenteg Linggih, Piodalan, Padudusan Agung, Mapeselang, Ngusaba Dalem, Ngusaba Pitra, Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini berlangsung di Pura Catur Kahyangan Desa Adat Temesi.
Pura Catur Kahyangan yakni Pura Dalem Desa Ada Temesi, Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Gaduh. Selain itu, karya agung ini juga diikuti pura-pura Subak seperti Pura Sari Merta, Pura Masceti, Pura Dugul dan Pura Ulun Sui. Karya yang persiapannya sudah dilangsungkan sejak April 2023 dengan membangun taring, dianggarkan mencapai Rp6 miliar. Puncak karya berlangsung Agustus mendatang.
Bendesa Adat Temesi, Gusti Made Mastra didampingi Pawarta Karya, I Made Budastra yang juga Angggota DPRD Bali mengatakan karya agung ini digelar karena sudah rampungnya pembangunan dan rehab sejumlah palinggih pura. Selain itu, karya ini digelar karena sebelumnya sudah lama digelar karya sekitar 39 tahun lalu.
“Karya Agung ini digelar karena sudah rampungnya pembangunan dan rehab sejumlah palinggih pura. Selain itu, Desa Adat Temesi sudah lama menggelar karya sekitar 39 tahun lalu, sehingga dipandang perlu digelar karya Agung,” ujar Bendesa Adat Temesi.
Dikatakan, karya agung berlangsung di sejumlah pura yakni di Pura Dalem, Pura Desa, Pura Puseh, Pura Gaduh dan diikuti sejumlah Pura Subak. Persiapan karya sejak April lalu dengan “nangun taring”. Kemudian diikuti rangkaian kegiatan-kegiatan pelaksanaan karya seperti dharma wacana, nunas tirta pembersihan. Masyarakat Desa Adat Temesi terdiri dari tiga banjar adat yakni Banjar Adat Peteluan, Pegesangan dan Banjar Adat Temesi. laki dan perempuan kini sibuk “ngayah” mempersiapkan pelaksanaan karya.
Rangkaian karya diawali dengan bangun taring, nunas tirta pembersihan/pamarisuda di 11 pura di penjuru Pulau Bali. Kemudian akan dilanjutkan dengan melasti ke segara dan Pura Watu Klotok, Klungkung, nunas tirta ke Pura Ulun Danu Batur dan sejumlah ritual lainnya. Sebagai Yajamana karya, Ida Pedanda Kemenuh, Babakan. Karya dengan menggunakan sarana sato atau hewan kerbau, sapi, kambing, kijang, penyu dan sejumlah hewan lainnya akan di-puput 21 orang sulinggih.
Disinggung soal sumber dana, Bendesa Adat Temesi menjelaskan sumber dana dari urunan krama 900 KK, punia warga, bantuan dari pemerintah baik dari Pemkab Gianyar dan Pemprov Bali, dana LPD, penggalian dana dari sumber lain serta bantuan masyarakat berupa barang-barang.
Dijelaskan, puncak karya yakni di Pura Dalem pada Sabtu (12 Agustus), di Pura Desa pada Minggu 13 Agustus, Pura Puseh pada Selasa 22 Agustus, dan Pura Gaduh pada Rabu (23 Agustus 2023) mendatang.
Karya Agung ini juga diisi dan diramaikan wewali (tarian untuk yadnya) juga wewalian (pementasan seni hiburan rakyat). Di akhir karya akan digelar “Nyegara Gunung” pada 6 September 2023 mendatang. (kmb/balipost)