JAKARTA, BALIPOST.com – Masyarakat di Desa Burong Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kini semakin mampu mengangkat dan mengembangkan potensi daerahnya, sehingga produktivitas ekonomi perdesaan kian meningkat. Hal itu tak lepas dari kontribusi dan upaya nyata dari BRI dalam melakukan pemberdayaan dan mendorong perekonomian masyarakat.
Kontribusi tersebut salah satunya melalui Program Desa BRIlian yang diikuti Desa Burong Mandi. Adalah Nurdiansyah, Direktur BUMDes Maju Bersama Burong Mandi salah satu penggerak Desa BRILian tersebut.
Dia menuturkan sudah sejak lama UMKM di Desa Burong Mandi dibina oleh Mantri BRI. Pembinaan dan pemberdayaan semakin intensif ketika Desa Burong Mandi mengikuti program Desa BRILian. “Banyak program yang masuk ke desa kami setelah kami mengikuti Desa BRILian. Seperti pengembangan produk UMKM terkait dengan pengemasan yang baik sehingga produk kami lebih menarik, hingga pemasaran digital. Selain itu kami banyak mendapat fasilitas untuk menambah inklusi keuangan seperti BRILink. Ini mempermudah transaksi juga,” tutur Nurdiansyah ketika dijumpai di sela-sela Bazaar UMKM Desa BRILian di Taman BRI, Jakarta, pada Jumat (24/6).
Adapun program Desa BRILian dihadirkan BRI sejak 2020. Tujuannya, mewujudkan ketahanan ekonomi melalui pemberdayaan potensi desa di Indonesia dengan empat kriteria nilai utama yaitu BUMDes aktif, digitalisasi, sustainability dan inovasi.
Desa Burong Mandi sendiri merupakan sebuah desa pemekaran yang letaknya di daerah pegunungan dan pesisir pantai. Desa tersebut mempunyai luas wilayah sekitar 2.200 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 1.510 jiwa.
Nurdiansyah menuturkan, dengan mengikuti Program Desa BRILian, masyarakat pun dibina untuk mengolah dan menjual produk alam yang sudah bernilai tambah. Seperti makanan olahan berbahan hasil laut maupun produk hasil pertanian. Bahkan, BUMDes Maju Bersama Burong Mandi yang dikelolanya mengolah hasil perkebunan milik BUMDes seperti beberapa tanaman sayuran dan buah. Produk-produk UMKM asal desa tersebut seperti kerupuk olahan ikan tenggiri, pisang sale, madu, hingga pempek.
Nurdiansyah pun menyebut, setelah desanya dibina melalui Desa BRILian penjualan produk UMKM meningkat. Sebab, kualitas produk UMKM menjadi lebih terjaga dan menarik. Selain itu, pasar semakin meluas.
“Salah satunya penjualan menjadi tolok ukur keberhasilan kami. Jadi, contohnya, kalau sebelumnya setidaknya bisa menjual 100 botol madu, sekarang bisa menjual 150 botol. Pemasarannya menjadi lebih luas,” lanjutnya.
Nurdiansyah pun berharap dengan mengikuti program Desa BRILian dari BRI, ke depan UMKM dari desanya bisa rutin diikutsertakan pada acara-acara pameran di tingkat kota atau bahkan nasional. “Jadi terima kasih BRI sudah membenahi UMKM di tempat kami dari produksi, pengemasan, pemasaran hingga akses transaksi. Ke depan mudah-mudahan bisa lebih baik menjalankan ekonomi dengan memanfaatkan potensi desa,” imbuhnya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pemberdayan, literasi dan inklusi sudah menjadi agenda yang masif dilakukan kepada Desa BRILian melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri BRI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BRI mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan di Desa BRILian, serta Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas.
Supari menambahkan bahwa Desa BRILian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul. Diantaranya melalui semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s). (Adv/balipost)