DENPASAR, BALIPOST.com – Rekasadana (Pagelaran) dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-45, duta Kabupaten Badung menampilkan kesenian klasik dengan merekonstruksi Tari Wali Sang Hyang Sengkrong dari Desa Adat Padang Luwih, Desa Dalung, Kuta Utara. Pagelaran yang dilaksanakan di Wantilan Taman Budaya, Art Center, Denpasar, 5 Juli 2023 tersebut memberikan kesan berbeda, karena ditampilkan oleh kaum milenial. Bisanya tari wali ini jarang ditarikan, terkecuali ada kegiatan pujawali di desa adat setempat.
Pembina tari wali Sang Hyang Sengkrong,
I Made Agus Adi Santika Yasa yang dihubungi, Kamis (6/7) mengatakan, pelaksanaan tari wali dilakukan setiap pujawali purnama kapat. Tapi sebelum di rekonstruksi yang ditarikan hanyalah gelungannya saja, yakni gelungan ditaruh diatas bokoran dan diturunkan saja.
“Namun kami generasi muda di Padang Luwih merekonstruksi menjadi sebuah tari untuk kelangsungan budaya yang diwariskan oleh leluhur kami di Desa Adat Padang Luwih,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap, generasi muda Bali tetap menjaga kelestarian leluhur, walaupun boleh kemasannya kekinian, tapi tetap menjaga pakem budaya Bali.
Sementara Ketua Komunitas Seni Klasik di Jalan Raya Dalung, Nyoman Puspa Negara mengatakan, pihaknya mewakili duta Kabupaten Badung dalam Pesta Kesenian Bali ke-45 menampilkan pementasan seni klasik Tari Wali Sanga Hyang Sengkrong. “Tari wali ini menonjolkan atau menyimbolkan kemakmuran serta menciptakan keharmonisan. Jadi harapan kami dari sanggar komunitas seni klasik para generasi muda bisa ikut melestarikan kesenian klasik dan tetap semangat berkarya,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Desa adat Padang Luwih sangat terkenal dengan kehidupan agraris serta memiliki wilayah yang luas dan subur. Sesuai dengan namanya Padang merupakan daerah, Luwih berarti subur.
Pada masa kejayaan Kerajaan Mengwi, di Desa Adat Padang Luwih memiliki salah satu kesenian Tari Wali yang sangat unik yaitu tari “Sang Hyang Sengkrong” dan
biasanya di pentaskan pada saat kemarau panjang dengan tujuan untuk memohon hujan.
Tari Sang Hyang Sengkrong merupakan symbol keberkahan dan kemakmuran yang menggambarkan Bhatara Sri dan Bersama saudaranya Bhatara Sedana yang turun dari khayangan ke mercepada (bumi) untuk memberikan berkah berupa kesuburan tanah dan kemakmuran umat. “Dalam kesempatan ini kami menyajikan pementasan kesenian klasik dengan konsep pengarjan untuk menyampaikan cerita Tari Wali Sang Hyang Sengkrong guna merekontruksi tari wali yang sudah ada sebelumnya di Desa Adat Padang Luwih,” tegasnya kembali. (Adv/balipost)