Kesenian Gambang ditampilkan Sanggar Sudamala, Klungkung di Kalangan Angsoka, Kamis (6/7). (BP/apsari)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023 menjadi ajang pengenalan tradisi dan kesenian Bali kepada generasi muda. Salah satunya seni gambang yang dibawakan untuk pertama kalinya di PKB.

Kesenian ini dibawakan Sanggar Sudamala, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, Duta Kabupaten Klungkung. Menurut Kepala Bidang Kesenian DInas Kebudayaan Kabupaten Klungkung, I Komang Sukarya ditemui di Kalangan Angsoka, Kamis (6/7) Sanggar Sudamala ini menampilkan kesenian klasik. “Dalam kesempatan kali ini Sanggar Sudamala Desa Tangkas Kabupaten Klungkung menampilkan 2 kesenian klasik yaitu gamelan gambang dan gamelan saron,” ujarnya

Baca juga:  Cari Mangsa di Medsos dengan Modus Ini, Komplotan Pelajar Membegal di Belasan TKP

Ia menyebut kesenian yang sudah sejak dulu ada di Desa Tangkas ini semakin punah. “Cikal bakalnya memang sejak dulu sudah ada di Desa Tangkas, kami mencoba membangun kembali karena keberadaannya sudah hampir punah. Sekaa sekaa banyak yang sudah tidak ada lagi. Jadi kami mencoba dengan generasi muda,” ungkapnya.

Sukarya menjelaskan Gamelan Gambang dan Saron ini keberadaannya cukup langka. Ia juga menjelaskan jika Gamelan Gambang sangat mendukung dalam kegiatan keagamaan, khususnya pitra yadnya (ngaskara) di Klungkung dan Bali Timur.

Baca juga:  Cegah Konflik saat Pengarakan Ogoh-ogoh, Potensi Kerawanan dan Strategi Pengamanan Dibahas

Dalam pergelaran kali ini, Sanggar Sudamala membawakan 2 gending berupa pupuh dan lontar. “Gending ini murni didapatkan dari Pupuh Gambang yang berupa lontar dan merupakan aksara Bali,” ungkap Pemilik Sanggar Sudamala ini.

Sukarya menelaskan Tangkas merupakan pusat gamelan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Seniman dan pelestari bidang karawitan tersebut juga menjelaskan dalam pergelaran, Gambang dimainkan oleh 5 orang. “Yang mejadi style di Tangkas, gamelan ini dimainkan oleh 5 orang. Ada Gambang Pemero, Menange, Penyelat, Pemetik dan ada pemain Gangsa. Ini lah yang menuntun kami dalam menjalankan Pupuh,” paparnya.

Baca juga:  Berbahan Pelepah Enau dan Bambu, Genggong Gaya Batuan Tampil di Kalangan Angsoka

Ia berharap lewat pementasan ini, generasi muda tertarik mempelajari gambang sehingga kesenian inu tidak punah. “Karena itulah kami ingin mendorong generasi muda di Tangkas untuk terus mempelajari gending dan melestarikan gamelan ini. Karena keberadaan gamelan ini di Bali sangat langka,” ungkapnya. (Apsari/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *