Kawasan Kantor Desa Adat Karyasari di Kecamatan Pupuan, Tabanan tergerus longsor akibat hujan deras yang mengguyur kabupaten Tabanan sejak Jumat (7/7). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kawasan Kantor Desa Adat Karyasari di Kecamatan Pupuan, Tabanan tergerus longsor akibat hujan deras yang mengguyur kabupaten Tabanan sejak Jumat (7/7). Bangunan Kantor Desa Adat Karyasari dan gudang BUMDes ambrol jatuh ke Tukad (sungai) Yeh Mada yang memiliki kedalaman lebih dari 25 meter.

Perbekel Karyasari, I Wayan Muliastra, mengungkapkan kantor Desa Adat dan beberapa gudang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berada dalam area itu menghilang. Musibah yang terjadi pada Jumat siang itu menyisakan hanya bangunan Kantor BUMDes dan LPD (Lembaga Perkreditan Desa).

Baca juga:  Tunda Pembangunan Bandara Buleleng, Ini Alasan Pemerintah Pusat

Meskipun gedung lantai dua yang digunakan sebagai kantor BUMDes dan LPD masih berdiri, namun tidak dapat digunakan. Sebab, kondisinya sudah miring akibat sebagian pondasinya juga tergerus.

“Kondisi saat ini jelas tidak ada yang berani masuk gedung,” ucap Perbekel Muliastra.

Selain itu, mesin-mesin yang digunakan oleh BUMDes untuk pembuatan gula semut dan satu unit mobil pick up milik BUMDes juga ikut terbawa longsor. Namun untuk mobil sudah berhasil dievakuasi pada Sabtu (8/7).

Baca juga:  Disayangkan, Krama Dilarang Ngaben di Setra Adat

Muliastra menjelaskan, bahwa pada saat longsor terjadi sekitar pukul 12.00 WITA pada Jumat (7/7), ia sedang berada di kantor desa dan mendapatkan laporan tentang rumah warga yang tertimpa longsor. Mendengar suara gemuruh, ia dan beberapa orang lainnya segera keluar dari gedung, sebab warga di sekitar yang juga berteriak meminta mereka segera keluar.

Saat ini, sekeliling gedung kantor BUMDes dan LPD Karyasari telah ditutup untuk menghindari warga ke lokasi karena tanahnya masih tidak stabil. Terdapat juga rumah warga di utara gedung yang longsor dengan jarak kurang lebih seratus meter.

Baca juga:  Lansia di Badung akan Diberikan Seragam

Kerugian akibat bencana ini belum dapat dipastikan secara pasti. Namun perkiraan sementara mencapai lebih dari Rp 2,3 miliar. “Angka itu hanya mencakup kerugian materi, sedangkan biaya untuk kepentingan upacara belum dihitung. Pihak desa adat akan membahas lebih lanjut dalam rapat malam ini,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *