Kapal ferry berlayar di Selat Bali, Jembrana, Bali, Kamis (13/5/2023). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Nelayan dan operator kapal diminta untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi di jalur penyeberangan Bali yang diperkirakan hingga empat meter, 10-12 Juli 2023.

“Peningkatan kecepatan angin memicu peningkatan tinggi gelombang di perairan utara dan selatan Bali,” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho di Denpasar, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (10/7).

Ada pun potensi ketinggian gelombang laut hingga empat meter itu diperkirakan terjadi di Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Badung.

Berdasarkan pengamatan BMKG secara umum kecepatan angin di Bali diperkirakan rata-rata hingga 45 kilometer per jam atau sekitar 24 knot yang bertiup dari arah timur-tenggara.

Baca juga:  Jelang Nataru, Pendisiplinan Penerapan Prokes Terus Digencarkan

Meski begitu, diperkirakan untuk perairan Laut Bali kecepatan angin menguat dari awalnya hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam menjadi 30 knot atau 55 kilometer per jam pada 10-11 Juli 2023 yang bertiup dari tenggara-selatan.

Sedangkan untuk potensi ketinggian gelombang laut di Laut Bali diperkirakan mencapai hingga 2,5 meter. Pergerakan angin di Bali berasal dari Benua Australia yang bergerak ke daratan Asia termasuk Bali pada peralihan ke musim kemarau.

Baca juga:  Nelayan Minta Fasilitasi Pembelian BBM

Laut Bali berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara, yang masih lebih rendah perkiraan ketinggian gelombang lautnya dibandingkan perairan selatan Bali yang diperkirakan mencapai enam meter.

Kawasan Laut Bali adalah jalur pelayaran kapal dari Surabaya menuju Indonesia bagian timur.

Selat Bali adalah jalur penyeberangan Bali-Jawa dan Selat Lombok adalah jalur penyeberangan Bali-Lombok serta merupakan jalur pelayaran kapal dari Bali menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur.

Sementara itu, Selat Badung adalah jalur penyeberangan Sanur di Denpasar menuju kawasan wisata Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung serta merupakan kawasan wisata bahari.

Baca juga:  Pandemi Covid-19, Tabanan Makin Gencar Jalankan Program Kedaulatan Pangan

Ada pun dampaknya diperkirakan di kawasan wisata bahari yakni perairan wisata Nusa Dua, ketinggian gelombang laut mencapai hingga empat meter.

Kondisi angin dan gelombang laut, menurut BMKG, yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal ferry apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *