Pencanangan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) pada Sabtu (22/7) di Lapangan Timur Bajra Sandhi, Denpasar. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gaya hidup atau lifestyle masyarakat saat ini yang bergeser menghindari sinar matahari, berisiko meningkatkan kasus osteoporosis. Meskipun banyak faktor penyebab osteoporosis, namun sinar matahari merupakan faktor penting dalam membantu metabolisme vitamin D yang dibutuhkan tulang. Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Bali Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT. (K) saat pencanangan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) pada Sabtu (22/7) di Lapangan Timur Bajra Sandhi.

Oleh karena itu, Perosi bersama Perwatusi berupaya menyosialisasikan bahwa matahari pagi sangat penting karena berpengaruh pada metabolisme vitamin D yang akan memperkuat tulang. “Marilah kita kembali ke alam bagaimana mengedukasi masyarakat untuk bisa menjaga tulang sehat sebab kalau tulang bermasalah, kita tidak bisa beraktivitas. Jangankan beraktivitas, untuk berdiri tegak dan berjalan saja sudah sulit. Ini tentu akan mempengaruhi aktivitasnya,” ujarnya.

Baca juga:  Tabanan Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19, Seluruhnya Asal Desa Ini

Secara umum, pada wanita yang menopause, risiko terjadinya osteoporosis semakin tinggi. Sebab, secara alami hormon estrogen menurun sehingga menyebabkan tulang menjadi lunak, kemudian mudah patah tulang.

Ketua Umum Perwatusi Anita A. Hutagalung didampingi Ketua Perwatusi Bali Ida Dayu Puji Arsini mengatakan, Perwatusi berupaya terus menyosialisasikan kesehatan tulang, khususnya di Bali. Dalam rangkaian pencanangan “Bali Melawan Osteoporosis,” dilakukan juga pelatihan instruktur yang merupakan perpanjangan tangan Perwatusi untuk mengajak masyarakat tetap bergerak.

Baca juga:  Pembunuhan di Dentim, Sajam Dipakai Menusuk Ternyata Bukan Milik Eksekutor

“Karena untuk menjaga masa tulang, masyarakat perlu bergerak, terutama mengangkat beban untuk memadatkan massa tulang agar tidak mudah patah,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr.dr. I Nyoman Gede Anom mengapresiasi upaya Perwatusi yang fokus pada penanganan dan pencegahan penyakit tulang karena pencegahan dapat dilakukan sejak dini. “Gangguang tulang seperti osteoporosis dapat mengganggu psikis serta ekonomi keluarga sehingga berdampak pada pembangunan suatu daerah,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Gempa M5,2 di Lombok, Dirasakan Hingga di Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *