DENPASAR, BALIPOST.com – Peluang penjaminan proyek tol Gilimanuk-Mengwi dilakukan penjajakan oleh BUMD PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara, karena berpotensi mendongkrak pertumbuhan kinerja dan laba. “Kami coba masuk penjaminan di proyek itu,” kata Direktur Jamkrida Bali Mandara I Ketut Indra Satya Dharma Putra di Denpasar, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (26/7).
Nantinya, pertumbuhan laba itu juga akan dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan ekonomi di Bali.
Menurut dia, penjaminan proyek itu mempertimbangkan sejumlah indikator di antaranya apabila sudah dilakukan pembebasan lahan dan sudah ada yang membiayai proyek infrastruktur yang ditargetkan rampung pada 2025 itu. “Kalau memang itu ada peluang kami untuk menggaransi, kami akan lirik,” ucapnya.
Pihaknya akan melakukan penjaminan proyek baik untuk infrastruktur, juga pengadaan barang dan jasa dengan anggaran yang bersumber dari APBD Bali atau APBN.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya juga dapat menangkap peluang penjaminan kredit untuk memajukan kinerja usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Kan banyak UMKM yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa, banyak juga yang tidak memiliki pemenuhan jaminan secara maksimal. Inilah kami membantu mendukung mereka untuk bisa menggarap proyek itu,” imbuhnya.
Ada pun proyek pemerintah yang ikut dijamin oleh Jamkrida Bali, kata dia, yakni proyek Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung dan Turyapada Tower di Kabupaten Buleleng.
Inovasi juga dilakukan dengan menggandeng BUMD penjaminan di daerah lain yakni Jamkrida di Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk ikut berpartisipasi menjamin proyek pemerintah.
Jamkrida Bali, kata dia, menargetkan pertumbuhan baik untuk pertumbuhan nilai penjaminan, aset dan laba kisaran 8-10 persen per tahun. Ada pun modal inti Jamkrida Bali berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022 mencapai Rp149,02 miliar atau naik dibandingkan 2021 mencapai Rp148,72 miliar. Sedangkan laba bersih mencapai Rp4,96 miliar atau naik dibandingkan 2021 mencapai Rp3,07 miliar.
Sementara itu, peletakan batu pertama proyek tol Gilimanuk-Mengwi sudah dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Sabtu (10/9/2022).
Gubernur Bali Wayan Koster memastikan kelanjutan proyek itu meski ia mengakui saat ini proyek itu mengalami perlambatan karena ada pergantian konsorsium yang akan mengerjakan proyek tersebut.
Tol itu memiliki panjang 96,21 kilometer yang melewati tiga kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa dengan total lahan yang diperlukan untuk tol itu mencapai sekitar 1.133 hektare dan menelan anggaran diperkirakan mencapai Rp 24 triliun. (Kmb/Balipost)