DENPASAR, BALIPOST.com – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV bertemakan “Citta Rasmi Segara Kerthi”: Bahari Sumber Inspirasi”, yang telah berlangsung selama 2 pekan, resmi ditutup oleh Gubernur Bali, Wayan Koster di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Denpasar, Minggu (30/7) malam. Penutupan ditandai dengan diluncurkannya tema FSBJ 2024, yaitu “Puspa Cipta Jana Kerthi: Karya Mulia Manusia Berbudaya”.
Pada acara penutupan ini, diserahkan Penghargaan Bali Jani Nugraha kepada 10 penggiat seni modern sebagai bentuk dedikasi dan kiprah penggiat seni dalam memajukan ekosistem seni, khususnya seni modern dan kontemporer di Bali. Penghargaan Bali Jani Nugraha diberikan kepada seniman (Alm) Ida Bagus Made Dharma Palguna (Peneliti Sastra dan Budaya), (Alm) I Gde Darna (Sastrawan dan Pencipta Lagu), Nyoman Tusthi Eddy (Kritikus Sastra), I Wayan Suartha (Penyair), Ida Bagus Gde Parwita (Penyair), I Made Suantha (Penyair), Dra. Ida Ayu Putu Alit Susrini (Penyair), Ida Bagus Sindu Putra (Penyair), I Ketut Landra (Penyair), dan Wayan Udiana ‘Nanoq Da kansas’ (Dramawan).
Pada kesempatan ini juga diberikan Tanda Penghargaan Dharma Kusuma kepada 4 orang seniman. Penghargaan ini merupakann penghormatan dan pengakun Pemprov Bali atas jasa, prestasi, dan pencapaian seniman, budayawan, ilmuan, dan tokoh masyarakat dalam penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali. Tanda Penghargaan Dharma Kusuma diberikan kepada I Made Sidia, S.Sp.,M.Sn. (Seniman Seni Pertunjukan), I Wayan Nardayana, S.Sn.,M.Fil.H. (Seniman Pedalangan), (Alm) I Ketut Madera (Seniman Pedalangan), dan I Nyoman Pudja, S.ST.,M.Ag. (Seniman Tari).
Selain itu, pada penutupan FSBJ ini juga diserahkan penghargaan kepada para pemenang lomba FSBJ V yang diserahkan langsung oleh Gubernur Koster didampingi Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). Gubernur Koster, mengatakan FSBJ telah berjalan lancar dan sukses.
Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada para seniman, sastrawan, dan budayawan yang telah bekerja menyukseskan FSBJ V. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kaum milenial Bali yang sangat antusias berpartisipasi dan memberi dukungan, sehingga FSBJ semakin membumi.
Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini berpesan kepada para penggiat seni modern dan kontemporer agar ruang pemanggungan FSBJ dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan sebaik-baiknya melalui berbagai penciptaan karya seni modern dan kontemporer yang kreatif, inovatif, tekun berkarya, meningkatkan kualitas, serta melakoninya denfan tertib dan disiplin.
Gubernur Koster, mengungkapkan pembangunan bidang adat, tradisi, seni-budaya, serta kearifan lokal Bali menjadi Program Prioritas Pembangunan Bali dalam visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Visi ini menjadikan kebudayaan dijadikan sebagai hulu pembangunan Bali, dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, nilai-nilai budaya berkontribusi besar terhadap berbagai bidang kehidupan di Bali.
Dari sisi kemanusiaan, seni budaya merupakan kebutuhan jiwa, karena ia dapat mempengaruhi suasana hati dan mengasah sensitivitas. Sehingga menjadikan manusia peka akan rasa, baik terhadap keindahan maupun nilai kemanusiaan.
Gubernur Koster, mengungkapkan bahwa Bali tidak memiliki sumber daya alam, seperti minyak, gas, batubara, dan emas. Akan tetapi Bali dianugrahi kekayaan, keunikan, dan keunggulan seni budaya, serta manusia bertalenta tinggi, berkarakter, dan tekun.
Apalagi, seni budaya telah menjadi laku hidup bagi masyarakat Bali. Sehingga menjadikan Bali unggul, indah, dan dicintai masyarakat dunia. “Kita harus bersujud bakti kehadapan leluhur dan lelangit Bali, guru-guru suci Bi yang telah mewariskan harta karun berupa seni budaya adi luhung yang dititipkan kepada kita semua. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab dan berwajiban merawat, menguatkan, dan memajukan seni budaya agar memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi krama Bali,” tandas Gubernur Koster.
Apalagi, lanjut Gubernur Koster bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah menerbitkan berbagai produk regulasi untuk memperkuat adat istiadat, tradisi, seni, dan budaya Bali, serta kearifan lokal. Salah satunya adalah Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Perda ini menjadi payung hukum yang sangat lengkap, sebagai landasan formal untuk membuat kebijakan tentang seni dan budaya Bali. Dengan Perda ini, seni dan budaya Bali diperkuat dan dimajukan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan krama Bali.
Selain itu, krama Bali juga patut bersyukur karena Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali telah diberlakukan. Sebab, UU ini telah memberikan pengakuan keberadaan kebudayaan Bali. Dengan UU ini, Pemprov Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali secara bersama-sama dengan masyarakat memiliki ruang yang sangat luas dalam merawat, menguatkan, dan memajukan kebudayaan Bali.
Tidak hanya itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, mengungkapkan bahwa pembangunan kebudayaan Bali secara fundamental dan komprehensif juga telah dituangkan dalam Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, yang telah diatur dalam Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 dan diluncurkan pada 28 Juli 2023. “Astungkara Bali memiliki haluan pembangunan untuk 100 tahun ke depan, bagaimana arah kita membangun Bali untuk memastikan generasi penerus kita akan mampu berdiri eksis dan survive sepanjang zaman. Bali merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki haluan pembangunan 100 tahun Bali Era Baru 2025 sampai 2125,” ungkap Gubernur Koster.
Seluruh agenda FSBJ mulai dari pergelaran, pameran, parade, lomba, bursa buku, sarasehan, hingga Penghargaan Bali Jani Nugraha telah menghiasi memori estetik masyarakat Bali selama dua pekan terakhir. Ke depan, diharapkan penyelenggaraan FSBJ harus lebih baik dan profesional, termasuk menjadikan FSBJ bertaraf internasional.
“Saat ini, titiang (saya,red) sedang membangun kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung, berisi 15 prioritas pentas seni tradisi dan seni modern yang sangat lengkap. Lanskap budaya Bali ini harus diimbangi dengan aktivitas dan tata kelola yang baik, berkualitas dan berkelas dunia.
Oleh karena itu, titiang sangat berharap kepada pelaku seni modern dan kontemporer agar sejak dini menyiapkan diri dengan berbagai karya berkualitas, sehingga pada saatnya nanti sudah siap untuk tampil mengisi wahana kawasa Pusat Kebudayaan Bali yang dirancang sangat megah dan lengkap,” pungkas Gubernur Koster. (kmb/balipost)