BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli optimis mampu memenuhi target pendapatan retribusi yang dibebankan tahun ini sebesar Rp 45 Miliar.
“Kami optimis bisa mencapai angka Rp 45 miliar asalkan tidak ada kondisi yang luar biasa. Misalkan ada pandemi covid seperti sebelumnya, perang atau kejadian terorisme yang mengacaukan dunia pariwisata. Kalau situasinya seperti sekarang, kami optimis bisa tercapai,” kata Kabid Destinasi Pariwisata Disparbud Kabupaten Bangli I Gede Putu Budiastawa, Minggu (6/8).
Keyakinannya itu bukan tanpa alasan. Pasalnya hingga akhir Juni lalu, realisasi pendapatan dari retribusi wisata di Bangli sudah melampaui target yakni mencapai Rp 29,4 miliar lebih atau 65,29 persen.
Dari 5 daya tarik wisata (DTW) yang jadi sumber pendapatan Bangli, DTW Penglipuran disebut menjadi penyumbang pendapatan retribusi paling tinggi. Dimana dari Rp 14 miliar target retribusi yang dipasang untuk DTW penglipuran tahun 2023, hingga pertengahan tahun realisasinya sudah melampaui Rp 14 miliar. Kunjungan wisatawan ke Penglipuran didominasi wisatawan domestik. “Kalau Kintamani kami targetkan tahun ini Rp 29 miliar, sepertinya akan sulit tercapai. Tapi akan disumbangsih oleh Penglipuran,” jelasnya.
Melihat capaian ituz Disparbud pun berencana akan menaikan target retribusi wisata khusus di DTW Penglipuran pada APBD perubahan nanti menjadi Rp 22 miliar. Budiastawa optimis target yang dipasang nanti akan tercapai.
Kata dia bulan Agustus ini masih termasuk high season. Sehingga ia yakin kunjungan wisatawan pada bulan ini masih tinggi. Pada September -November diperkirakan akan terjadi sedikit penurunan kunjungan. Pada bulan Desember kunjungan wisatawan dipresiksi akan kembali ramai karena ada libur natal dan tahun baru. “Jadi kenapa kami optmimis karena di Agustus dan Desember ini berpeluang ramai kunjungan wisatawannya,” pungkasnya. (Dayu Rina/Balipost)