Bupati I Gede Dana. (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Rencana Pemerintah Daerah (Pemda) Karangasem membangun Rumah Sakit (RS) tipe D di Kecamatan Rendang segera terealisasi. Hal itu menyusul RS itu sudah mulai dikerjakannya Detail Engineering Desain (DED) dan juga feasibility study (Uji kelayakan) membangun rumah sakit tersebut.

Bupati Karangasem, Gede Dana mengungkapkan, rencana pembangunan RS tipe D di Kecamatan Rendang memang sudah dipersiapkan DED-nya, feasibilty study, termasuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungannya (Amdal) sudah dirancang. Diperkirakan akan tuntas sebelum tahun 2024. Sehingga tahun mendatang Pemda Karangasem sudah bangun rumah sakit tersebut.

Baca juga:  Persentase Kesembuhan Bali Lampaui 93 Persen, Sayangnya Tambahan Kasus Masih 3 Digit

“Pembangunan RS di Rendang sedang berjalan DED, dan FS-nya. Target pembangunan kemungkinan antara 2024 dan 2025 sudah mulai dibangun,” jelas I Gede Dana belum lama ini.

Bupati Gede Dana menambahkan, pembangunan RS di Rendang kemungkinan memakai dana sharing dari APBD Kabupaten, Provinsi, dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pemerintah belum memastikan estimasi anggaran dibutuhkan untuk pembangunan RS itu. Alasannya, desainnya belum kelar. “Setelah DED serta FS baru diketahui berapa alokasi anggarannya,” katanya.

Baca juga:  Polisi Bekuk Tiga Pengguna Sekaligus Pengedar Narkoba

Pembangunan Rumah Sakit (RS) tipe D di Rendang itu, kata Bupati, untuk mempermudah akses berobat warga di Rendang, Sidemen, dan sekitarnya. Pasalnya, jarak dari Rendang dan Sidemen menuju Kota Amlapura jauh bila berobat ke RSUD Karangasem. “Dengan dibangunnya RS Tipe D nanti bisa mempercepat pelayanan,” jelasnya.

Pembangunan RS Tipe D dan proses operasionalnya kemungkinan lebih dari satu tahun. Mengingat banyak penunjang yang harus dipersiapkan. Selain anggaran membangun, pemerintah juga harus siapkan alat kesehatan (alkes), serta yang terpenting adalah tenaga kesehatannya. Seperti dokter, dan perawat.

Baca juga:  Dua Lokasi Ini Ditawarkan untuk CAS Badung

“Bangun RS bukan sedikit anggarannya, minimal Rp150 miliar. Bangunannya saja bisa mencapai Rp75 miliar, belum lagi alat kesehatan. Di samping itu sumber daya manusianya, seperti dokter, perawat, dan tim medis lainnya. Semoga pembangunan berjalan lancar dan tidak ada hambatan,” harapnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *