Penjor didirikan serangkaian Ngarebong di Desa Adat Kesiman. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Prosesi ngarebong di Desa Adat Kesiman yang dilaksanakan Minggu (20/8), selain dikemas dalam bentuk ritual keagamaan juga ditambah unsur budaya. Prosesi ngarebong diawali pemundutan kober atau bendera sesuhunan Pura Mregan yang berwarna putih, merah dan hijau ke Pura Agung Petilan.

Kober ini paling awal dilakukan baru diikuti ngalunganin petapakan ida bhatara se-Desa Adat Kesiman lainnya. Kober Pura Mregan sudah tedun ke lokasi ngarebong Minggu pukul 08.00 WITA.

Baca juga:  Dua Tahun Tak Mudik, Diperkirakan Jumlah Pemudik Capai 86 Juta Orang

Usai tiba di lokasi, baru dilanjutkan dengan ngaturang banten pabersih untuk perangkat ngarebong lainnya seperti keris, tamiang, dll. Sementara atraksi budaya diisi dengan parade penjor.

Hal ini selalu menarik perhatian warga dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Sebanyak 34 penjor kreasi dari 34 banjar/ STT dipasang selama satu minggu sejak Sabtu (19/8).

Hanya saja kali ini pemasangan penjor dipusatkan di jaba tengah, tak lagi di pinggir jalan agar tak mengganggu lalu lintas mengantisipasi tumbangnya penjor di tengah kencangnya angin

Baca juga:  Desa Adat Sesetan akan Melaksanakan Upacara Atma Wedana Massal

Hal ini dibenarkan Wakil Bendesa, Guru Gede Anom Ranuara. Ia mengatakan semua penjor-penjor kreasi tersebut dipajang di jaba tengah. “Ini adalah bagian dari pelestarian budaya. Tujuannya mengarahkan generasi muda untuk dapat merawat budaya di era modernisasi sekarang ini,” ujarnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *