Bank BPD Bali melaksanakan agenda rutin dengan para nasabah BPR, LPD dan Koperasi se-Bali. Kegiatan ini dirangkai dalam kegiatan seminar dan capacity building yang bertajuk Peluang Pendanaan Melalui Pasar Modal Indonesia (IPO) & Economic Outlook 2024 dan Undang-undang Pengembangan & Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) perihal peran LPD, BPR dan Koperasi dalam pemulihan ekonomi di era digitalisasi untuk kesejahteraan masyarakat Bali pada 18-19 Agustus 2023. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rangka penguatan sinergitas, Bank BPD Bali melaksanakan agenda rutin dengan para nasabah BPR, LPD dan Koperasi se-Bali. Kegiatan ini dirangkai dalam kegiatan seminar dan capacity building yang bertajuk Peluang Pendanaan Melalui Pasar Modal Indonesia (IPO) & Economic Outlook 2024 dan Undang-undang Pengembangan & Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) perihal peran LPD, BPR dan Koperasi dalam pemulihan ekonomi di era digitalisasi untuk kesejahteraan masyarakat Bali pada 18-19 Agustus 2023.

Acara tersebut dibuka oleh Direktur Bisnis Bank BPD Bali, I Nyoman Sumanaya, S.E., M.M yang menyoroti terkait pengembangan fitur kanal QRIS Lintas Negara (Crossborder) yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi QRIS dari BPD Bali Mobile di merchant luar negeri, dimana tahap first launching dimulai dari negara Thailand yang selanjutnya dengan negara Malaysia dan yang teranyar dengan Singapura sehingga nasabah Bank BPD Bali yang sudah menjadi user BPD Bali Mobile cukup scan QR di merchant Thailand, Malaysia maupun Singapura dari BPD Bali Mobile. Hal tersebut merupakan bukti nyata penguatan kerja sama dalam kerangka Regional Payment Connectivity (RPC) untuk mendorong pembayaran lintas negara yang lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih inklusif, terutama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah terlebih Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata sehingga secara tidak langsung memiliki potensi besar terutama bagi UMKM Bali untuk mendapatkan pembayaran via QRIS Crossborder dan dapat dijadikan sebagai jalur cepat pemasaran produk hingga ke ranah internasional.

Baca juga:  Banyak Netizen Bertanya-tanya Kapasitas Megawati Buka PKB, Ini Kata Gubernur Koster

Dalam kegiatan gathering tersebut Bank BPD Bali menghadirkan 2 (dua) pembicara yakni, Aditya Nugraha (PT Bursa Efek Indonesia) dan Ryan Kiryanto (Ekonom Senior Indonesia). Pembicara tersebut secara garis besar membahas terkait perekonomian global yang hingga saat ini masih mengahadapi tantangan isu geopolitk, volatilitas sektor keuangan dan pelemahan sector manufaktur yang mana dalam menyikapi hal tersebut dipandang perlu dilakukannya kesiapan mengenai antisipasi serta mitigasi.

Baca juga:  Tersimpan Sejak 1983, Bank BPD Bali Musnahkan Arsip

Dalam hal ini Bank BPD Bali sebagai salah satu sector pelayanan keuangan berkomitmen dalam mendukung upaya penguatan dan sinergitas lembaga keuangan mikro di Bali dengan memanfaatkan digitalisasi. Terdapat pula topik yang difokuskan mengenai pasar modal yang memberikan berbagai pengetahuan baru bagi BPR yang berkeinginan untuk go public.

Upaya penguatan lembaga keuangan mikro ini sejalan dengan pembangunan 6 (enam) pilar ekonomi Bali (Ekonomi Kerthi Bali), yaitu sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan, sektor kelautan/perikanan, sektor industri, sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital dan sektor pariwisata. Dengan kebijakan ekonomi digital, ke depan digitalisasi dalam berbagai sektor akan menjadi pilar utama di Bali pada khususnya.

Baca juga:  Pemulihan Ekonomi Bali Tak Bisa Cepat

Bank BPD Bali pun siap bersinergi membantu pemerintah Bali menguatkan ekonomi dengan sistem digital. Komitmen ini sesuai arahan Bank Indonesia untuk mempercepat digitalisasi dan sejalan dengan program OJK mempercepat perluasan akses keuangan daerah. (bns/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *