SINGARAJA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster disambut antusias oleh para guru dan siswa SMA Negeri 1 Singaraja dalam acara “Gubernur Bali Menyapa”, Senin (21/8). Kehadiran Gubernur Koster didampingi oleh Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, IGN. Boy Jaya Wibawa, dan Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja, Made Sri Astiti.
Setiba di halaman SMA Negeri 1 Singaraja, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini langsung dikerumunin oleh para siswa untuk berselfie ria. Kehadiran Wayan Koster dalam “Gubernur Bali Menyapa”, membuat para siswa yang hadir dari SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng ini terinspirasi dan kagum atas daya juang Gubernur yang memiliki visi pembangunan Bali, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Para siswa terenyuh mendengar cerita Gubernur Koster yang semasa hidupnya waktu kecil berada dalam garis kemiskinan di Desa Sembiran, Buleleng. Namun kondisinya dalam keadaan kurang mampu, tidak membuat mentalnya pupus. Tetapi, Wayan Koster berhasil menunjukkan sebagai generasi yang ulet, cerdas, dan aktif berorganisasi.
Setelah menempuh pendidikan SD hingga menempuh pendidikan di SMP Bhaktiyasa Singaraja, Gubernur Koster mampu berpendidikan di SMA Negeri Singaraja (saat ini bernama SMAN 1 Singaraja). Di sekolah tertua di Bali yang dibangun sejak sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia, Wayan Koster memiliki banyak kenangan hidup.
Gubernur Koster selain dikenal sebagai siswa yang jago matematika dan selalu mendapat juara di Jurusan IPA SMA Negeri Singaraja, ia juga aktif berorganisasi sebagai OSIS, dan aktif megambel. Sampai-sampai para temannya selalu memilih Wayan Koster untuk menjadi ketua kelas.
Dengan kecerdasan dan pengetahuannya yang mumpuni di matematika, fisika, dan biologi, Wayan Koster dihadapan ribuan para siswa yang hadir di acara “Gubernur Bali Menyapa”
mendapat apresiasi tepuk tangan. Marena setelah lulus di SMA Negeri Singaraja, ia berhasil diterima di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada tahun 1987 dengan gelar Sarjana Matematika. Serta diterima bekerja di dunia pemerintahan sebagai tenaga honorer, kemudian diangkat menjadi PNS di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Setelah berkiprah di dunia pemerintahan, Wayan Koster menceritakan kisah hidupnya dengan berani mengambil keputusan mundur menjadi PNS untuk memulai karier di dunia politik menjadi kader PDI Perjuangan. Dan tahun 2004 maju hingga lolos menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan olahraga.
Pertama kali menjadi Anggota DPR RI, Wayan Koster mendapat pujian dan ucapan terima kasih dari seluruh guru, karena mantan aktivis mahasiswa ini berhasil memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Sehingga, guru sekarang memiliki tunjangan profesi satu kali gaji pokok, dan Guru Besar mendapat tunjangan profesi satu kali gaji pokok serta dua kali tunjungan kehormatan dari gaji pokok dengan harapan para guru dan dosen mampu menciptakan generasi bangsa yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berbakti kepada bangsa dan negara Indonesia.
Karir Wayan Koster menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali berlanjut pada Pemilu tahun 2009 dengan meraih 185.901 suara dan terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga di DPR RI pada 2014 dengan memenangkan 260.342 suara atau tercatat dalam sejarah politik sebagai satu-satunya anggota DPR RI dari Bali yang berhasil meraih suara terbanyak nomor satu di Bali dan terbanyak ketiga secara nasional. Atas prestasi yang diraih, Wayan Koster mendapatkan tugas dari PDI Perjuangan menjadi Gubernur Bali pada tahun 2018 yang didampingi oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali mendapat apresiasi dari para guru dan siswa di Kabupaten Buleleng. Marena tidak saja berhasil menguatkan keberadaan desa dat di Bali, melakukan pemajuan kebudayaan Bali, dan meningkatkan pendidikan di Bali, namun juga alumni SMA Negeri Singaraja ini telah mampu mewujudkan pembangunan di Kabupaten Buleleng. Yaitu, Shortcut Singaraja – Mengwitani; Bendungan Danu Kerthi di Kecamatan Sawan, Buleleng; dan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Kecamatan Sukasada, Buleleng. Selain juga Gubernur Koster telah mengeluarkan kebijakan pembangunan di Provinsi Bali. Diantaranya, Pelindungan Kawasan Suci Besakih, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Pelabuhan Segitiga Sanur-Sampalan-Bias Munjul, Tol Jagat Kerthi Bali, Bali Maritime Tourism Hub, hingga pembangunan Bendungan Sidan.
Pada kesempatan ini, Gubernur Koster mengingatkan seluruh guru dan siswa yang hadir untuk menjalankan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, yang salah satunya melestarikan Tatanan Keluarga Berencana Bali dengan 4 anak. Yaitu, anak pertama bernama Putu, Wayan, Gede; anak kedua bernama Made, Kadek, Nengah; anak ketiga bernama Nyoman dan Komang; dan anak keempat bernama Ketut tetap ada atau tidak punah. Sehingga 4 anak ini bisa berperan dalam pelestarian adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal Bali, agar Bali tetap eksis, survive, berdaya saing, dan tangguh secara berkelanjutan sepanjang zaman.
Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja, Made Sri Astiti mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Koster yang telah menyempatkan waktunya hadir memberikan motivasi kepada para siswa-siswi SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng untuk belajar lebih tekun dalam rangka menyiapkan diri menghadapi persaingan dunia. Menurutnya, kehadiran Gubernur Koster sangat menginspirasi keluarga besar SMA Negeri 1 Singaraja untuk memotivasi para siswa belajar lebih giat, dengan memberikan para siswa kuis matematika hingga kuis program Pemerintah Provinsi Bali, yang mana programnya sangat dirasakan oleh kita semua, termasuk di dunia pendidikan.
“Untuk bidang pendidikan, Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster telah memfasilitasi siswa se-Bali, termasuk siswa Kami di SMAN 1 Singaraja mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju Afirmasi. Pada tahun pertama berjalan, siswa SMAN 1 Singaraja sudah ada yang diterima kuliah di China, tahun kedua pertanggal 31 Agustus ini diterima kuliah di Australia, dan pada tahun ketiga sedang di karantina untuk bersiap kuliah di Amerika Serikat,” tandasnya. (kmb/balipost)