TABANAN, BALIPOST.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga kembali mendorong daerah untuk terus mengembangkan desa wisata yang bebas eksploitasi atau konsep desa ramah perempuan dan peduli anak. Apalagi di Bali, khususnya di Kabupaten Tabanan, banyak desa yang tengah berlomba-lomba untuk menjadi desa wisata. Hal ini disampaikannya saat hadir dalam Bimtek Pemberdayaan Perempuan yang digagas Kemenparekraf di Desa Tegal Jadi, Kecamatan Marga, Jumat (25/8).
Bintang menjelaskan pemerintah pusat telah bersinergi dengan Kementerian Desa untuk mengembangkan desa ramah perempuan peduli anak. Dalam pengembangan tersebut, ada 10 indikator yang harus dipenuhi.
Salah satunya, keterlibatan perempuan dan anak dalam proses perencanaan, pemberian pelatihan bagi perempuan, dan upaya mencegah perkawinan anak. Selain itu, penting juga untuk menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Konsep pembangunan desa wisata harus memastikan bahwa perempuan terlibat aktif dan diberdayakan, bukan hanya sebagai objek, melainkan juga sebagai subjek pembangunan,” terangnya.
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, menyoroti peran kelompok perempuan mendukung pengembangan desa wisata. Ia menyampaikan bahwa dukungan masyarakat, termasuk perempuan, sangatlah penting dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Ia juga menegaskan pembangunan pariwisata harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal, serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Giri Adnyani menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap dalam perkembangan desa wisata, dan pemerintah siap memberikan dukungan pada desa-desa yang masih dalam tahap pengembangan awal.
“Desa Tegal Jadi ini dipilih untuk Bimtek karena komitmen dari kepala desa dalam hal pengembangan desa wisata yang berfokus pada fotografi produk. Desa ini memiliki potensi besar sebagai desa wisata rintisan,” ucapnya. (Puspawati/balipost)