DENPASAR, BALIPOST.com – Anak berkebutuhan khusus memang punya keterbatasan. Namun, mereka terlahir dengan kualitas. Demikian disampaikan Pendiri dan Kepala Sekolah Yayasan Anak Unik, Ni Gusti Putu Parmiti saat menghadiri kegiatan donor darah dalam rangka HUT ke-75 Bali Post, Jumat (25/8).
Ia mengatakan bahwa Yayasan Anak Unik adalah yayasan yang memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan kualitasnya. “Yayasan Anak Unik ini adalah pusat kegiatan bermain, belajar, serta pengembangan diri anak anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) atau keterbelakangan mental,” ungkapnya.
Parmiti mengungkapkan anak berkebutuhan khusus tersebut secara fisik normal, namun ada satu dan lain hal di otaknya sehingga menyebabkan IQ mereka lebih rendah dari anak-anak pada umumnya. “Visi kami itu adalah percaya jika anak unik terlahir dengan kualitas walaupun memiliki keterbatasan. Kualitas itu yang akan berkembang pada saatnya nanti,” jelasnya.
Misi yayasan ini bisa memberikan informasi yang baik, benar, dan tepat mengenai anak-anak keterbelakangan mental. Ia mengaku menyelenggarakan metode belajar yang lebih kreatif, visual, dan pendekatan personal. “Kami melibatkan peran serta orangtua agar anak-anak tunagrahita ini bisa diterima dengan baik di lingkungan keluarga dan masyarakat agar mereka bisa hidup produktif, bahagia dan mereka tidak dianggap beban,” jelasnya.
Yayasan Anak Unik berlokasi di Jl. Pasung Grigis II, Lingkungan Tengkulak Kaja Kangin, Desa Kemenuh, Gianyar. Untuk saat ini Yayasan Anak Unik sudah memiliki 40-an murid.
Terdapat 5 kelas untuk anak-anak belajar. Siswa juga dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok nonverbal untuk anak-anak yang bisa mendengar, mengerti tetapi vokal mereka tidak keluar. Selain itu ada kelompok bermain untuk anak-anak belajar dan melakukan permainan edukatif, dan ada kelompok kelas setara SD, serta kelompok remaja setara SMP.
Parmiti juga menyampaikan jika tujuan yayasan ini bukan untuk mencetak anak yang pintar tetapi anak yang bisa berkomunikasi dan bergaul. “Tujuan yayasan yang saya dirikan ini bukan untuk mencetak anak-anak yang pintar, tetapi bisa berkomunikasi dengan lancar, bisa berinteraksi atau bergaul, serta bisa beradaptasi. Dan secara kognisi anak-anak belajar secara visual dan kreatif serta melatih kemandirian untuk peserta didik,” paparnya. (Apsari/balipost)