BANGLI, BALIPOST.com – Harga bawang merah di tingkat petani merosot. Bawang merah yang biasanya bisa dijual petani di kisaran Rp 17-20 ribu per kilogramnya kini harganya hanya Rp 6 ribu per kilogram. Tak hanya murah, petani juga sulit menjual hasil panennya karena tak ada yang beli. Kondisi tersebut benar-benar sangat memukul petani.
I Komang Suastika, petani di Desa Belandingan Minggu (27/8), mengungkapkan, turunnya harga bawang merah sudah mulai dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Penyebab harga merosot menurut dia kemungkinan disebabkan masa panen yang bersamaan dengan petani bawang merah di daerah luar. Sehingga menyebabkan banyak bawang merah dari luar masuk ke Bali.
Anjloknya harga bawang saat ini dikatakannya paling ekstrem. Sebelum-sebelumnya kalau pun merosot, masih laku dijual berkisar Rp 10-15 ribu per kilogram. Idealnya petani bisa dapat untung jika harga jual bawang merah minimal Rp 17 ribu per kilogramnya.
Dengan harga sekarang, Suastika mengaku merugi. Harga jual Rp 6 ribu per kilogram tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.Tingginya biaya produksi dikarenakan pupuk dan obat-obatan yang dibutuhkan selama masa tanam harganya lumayan mahal. Apalagi di musim kemarau saat ini, petani di Belandingan juga harus lebih sering melakukan penyiraman terhadap tanaman bawangnya. Sementara untuk mendapat air petani harus mengeluarkan biaya tinggi untuk menariknya dengan bantuan mesin dari desa tetangga.
Di tengah anjloknya harga saat ini, Suastika mengaku bahwa bawang merah yang telah dipanennya sekitar 12 hari lalu masih disimpannya. Sebab belum ada yang mau beli. Selama ini bawang hasil panennya dijual langsung ke tengkulak.
Karena disimpan, tentunya bawang merah hasil panennya lama-kelamaan akan mengalami penyusutan dari segi berat. “Bawang yang baru dipanen maksimal disimpan 15-20 hari, itu paling lama. Kalau lebih dari itu akan menyusut beratnya sampai 30 persen. Sekarang kalau ada yang mau beli bawang saya meskipun murah akan saya jual, dari pada disimpan lama menyusut, akan lebih rugi lagi,” terangnya.
Merosotnya harga bawang juga diakui petani lainnya, I Wayan Darmayuda. Petani di Desa Songan itu mengaku telah menjual bawang hasil panennya sekitar 10 hari lalu. Saat itu ia mendapat harga Rp 12 ribu per kilogram. “Secara analisa, rugi itu. Standar supaya petani dapat untung minimal harga 15 ribu per kilogram,” katanya. (Dayu Rina/Balipost)