DENPASAR, BALIPOST.com – Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) menyelengarakan Seminar Nasional di Gedung Aula Pascasarjana Unud, Denpasar, Kamis (1/9). Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam memeriahkan HUT ke-56 Fakultas Pertanian Unud dan HUT ke-45 Badan Kekeluargaan Fakultas Pertanian (BKFP).
Seminar kali ini mengambil tema “Menuju Pemasaran Minyak Sawit Berkelanjutan di Bali : Tantangan dan Peluang”. Dalam pembukaan seminar, Dekan Fakultas Pertanian Unud, Prof Dr I Nyoman Gede Ustriyana MM menyampaikan minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis, karena menjadi bahan baku minyak goreng.
Seperti diketahui minyak goreng adalah salah satu dari sembilan kebutuhan bahan pokok di Indonesia. Bahkan permintaan minyak goreng di pasar dalam negeri dan luar negeri tergolong kuat, bahkan cenderung semakin meningkat. “Kebutuhan minyak sawit khususnya minyak nabati dan lemak dunia juga terus meningkat,” terang Prof Ustriyana.
Melihat pentingnya peran kelapa sawit, pemerintah terus mendorong peningkatan penguasaan kebun kelapa sawit. Dalam perekonomian makro Indonesia, industri ini memiliki peran strategis. Seperti penghasil devisa terbesar, kedaulatan energi, pendorong sektor ekonomi kerakyatan, penyerapan tenaga kerja, dan lainnya.
Dari seminar tersebut diharapkan para peserta memperoleh pengetahuan terkait kelapa sawit dan produksi turunannya, kebijakan pemerintah terkait pemasaran minyak sawit di Bali, dan strategi besar dalam pertumbuhan ekonomi. Seminar nasional kali ini mengundang tiga narasumber. Narasumber pertama perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Muhamad Rahmat yang menjelaskan nilai positif kelapa sawit Indonesia.
Dipaparkan juga bahwa sekitar 42 persen minyak nabati utama dunia merupakan pasokan minyak kelapa sawit Indonesia. Dalam kehidupan, produk turunan dari kelapa sawit juga digunakan sehari-harinya.
Seperti minyak goreng, sabun, kosmetik dan lain-lainnya. Selain itu, kandungan vitamin A yang ada dalam kelapa sawit juga tinggi.
Sementara itu, anggota DPR RI Komisi XI, I Gusti Agung Rai Wirajaya yang sebagai pembicara kedua menerangkan terkait peran DPR RI dalam perekonomian. Dibahas juga terkait ekspor minyak kelapa sawit yang sempat dihentikan masuk ke pasar Eropa. Namun kini pasar Eropa kembali meminta suplay minyak sawit.
Narasumber ketiga, Prof Dr Ir I Made Antara MS membahas tantangan dan peluang pemasaran minyak kelapa sawit di Bali, produk hilir dari kelapa sawit, sejumlah negara pengimpor minyak sawit, dan lainnya. (Adv/balipost)