AMLAPURA, BALIPOST.com – Salah seorang oknum berinisial INS membuat keributan di Dermaga Tongkang Kubu, Karangasem. Hal itu dipicu lantaran yang bersangkutan tak terima dihentikan sebagai Direktur di PT PTAK.
Dan saat ini berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RSUPLB) Perseroan Terbatas (PT) Pasir Toya Anyar Kubu (PTAK), memutuskan Drs Sugeng Haryanto MBA sebagai Direktur Utama. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, kejadian tersebut terjadi pada 2 September lalu.
Saat itu situasinya semakin memanas, orang-orang INS semakin banyak datang dan menghalangi kegiatan di dermaga. Atas kondisi itu, pihak perusahan minta perlindungan kepada aparat kepolisian.
Sekitar pukul 21.30 WITA, Kasat Reskrim Polres Karangasem AKP M Reza Pranata bersama personilnya tiba. Setelah mengecek semua kelengkapan dokumen perusahaan, aksi INS bersama orang-orangnya langsung dibubarkan.
Ada dugaan INS berulah seperti itu diduga karena diberhentikan sebagai Direktur di PT PTAK. Direktur Legal PT PTAK, I Made Arnawa SH, Kamis (7/9) mengungkapkan, aksi itu dilakukan diduga karena tak terima dengan keputusan rapat pemegang saham PT PTAK tersebut, INS berulah.
Pada Sabtu 2 September 2023, INS bersama orang-orangnya datang ke dermaga dengan meminta karyawan PT PTAK untuk mengosongkan mess karyawan, INS juga juga melarang tongkang untuk bersandar di dermaga. Alasan INS bersama orang-orangnya menutup dermaga dan minta mengosongkan mess karyawan PT PTAK sangat tidak masuk akal.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Karangasem AKP M Reza Pranata, membenarkan adanya keributan di dermaga Tongkang Kubu beberapa hari lalu. Bahkan, atas keributan itu pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan proses pengamanan.
“Karena ada permintaan pengamanan, makanya kita langsung turunkan personel ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Memang ada larangan kapal nyandar di dermaga itu, mereka ribut-ribut karena saling klaim sama- sama punya hak memiliki. Kita tidak fokus ke masalah yang terjadi, kita hanya fokus pada pengamanan saja,” ujarnya. (Eka Parananda/balipost)