MANGUPURA, BALIPOST.com – BMKG memprediksi fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif akan muncul bersamaan serta semakin menguat pada semester II tahun 2023. Kemunculan El Nino tersebut diperkirakan berdampak terhadap ketahanan pangan, terutama beras.
Guna mengantisipasi dampak inflasi yang lebih jauh, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melaksanakan pemantauan ke beberapa distributor beras yaitu Gudang Bulog Sempidi dan UD Buana Sari di Br, Bucu, Desa Darmasaba, Kec Abiansemal pada Kamis(7/8).
Pemantauan tersebut dipimpin oleh Kepala Brida, Wayan Suambara didampingi Staf Ahli Bid Eko, Keu dan Pembangunan, Kepala Bagian Perekonomian dan anggota TPID. Tujuan pemantauan untuk memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan stabilitas harga beras.
Made Witantra selaku Kepala Gudang Bulog Sempidi menyampaikan saat ini ketersediaan beras di Gudang Bulog Sempidi 747.370 kg (747,37 ton). Selanjutnya Akan datang beras bertahap dalam 10 hari ke depan sejumlah 2.000 ton. Beras didatangkan dari Banyuwangi Jawa Timur dan NTB. Harga beras SPHP di Bulog Rp.9.950, sedangkan HET beras SPHP di pasaran Rp. 10.900.
Rencananya pada pertengahan September 2023 akan ada perubahan kemasan beras, kemungkinan dengan kemasan baru tersebut harga beras akan berubah. Lebih lanjut Witantra menjelaskan di Kabupaten Badung sudah ada 12 TPK (Toko Pangan Kita) yang tersebar di pasar-pasar, yaitu Pasar Kedonganan, Pasar Jimbaran, Pasar Sempidi, Pasar Mengwi, Pasar Dalung, Pasar Kuta dan Pasar Mengwi.
Saat ini Bulog sedang menjajagi untuk membuka TPK lagi di Pasar Sibanggede, Pasar Mambal, Pasar Blahkiuh dan Pasar Abiansemal. Di seluruh Bali sudah ada 99 unit TPK dan 300 RPK (Rumah Pangan Kita). Untuk diketahui, lokasi TPK adalah menyebar di pasar tradisional, sedangkan RPK tersebar di rumah-rumah penduduk.
Dari pemantauan tersebut didapat informasi ketersediaan beras pada Gudang Bulog Sempidi dan UD. Buana Sari memadai dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dua bulan ke depan dan distribusi beras lancer. Pemantauan di UD Buana Sari diperoleh informasi terjadi kenaikan harga beras lantaran terjadi penurunanan produksi gabah sehubungan dengan berakhirnya musim panen. Lebih lanjut Kepala Brida memberikan saran agar Bagian Perekonomian mendata dan memantau serapan beras SPHP pada 12 TPK yang ada di Badung. (Adv/balipost)