PANEN-Lahan sawah di Subak Intaran Barat yang sudah siap panen minggu ini. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ancaman kekeringan yang dialami sejumlah petani di beberapa daerah, belum dirasakan secara signifikan di Denpasar. Para petani masih bisa melakukan aktivitasnya secara normal. Baik untuk yang menanam palawija maupun padi. Bahkan, saat ini beberapa subak di Denpasar sudah siap untuk panen.

Pekaseh Subak Intaran Barat, Sanur Kauh, Made Sudiartana yang ditemui, Minggu (10/9) mengatakan, hingga saat ini air masih ada. Sehingga petani masih bisa melakukan aktivitas menanam. Karena di subak ini menerapkan pola bergilir.

Baca juga:  Pergub 104/2018, Lompatan Besar

Dikatakan, masa tanam ini subak yang berada di sebelah barat saluran air akan mendapat giliran air. Artinya, para petani di areal itu akan menanam padi. Sedangkan, areal sawah yang berada di sebelah timur saluran irigasi akan menanam palawija. “Setelah panen ini, saya bersama petani di areal ini akan menanam semangka atau sejenisnya,” ujar Sudiartana.

Sudiartana mengatakan saat ini pihaknya sudah bersiap untuk panen. Saat ini pihaknya menanam padi jenis pandan wangi. Sejumlah petani di Subak Intaran Barat ini sejak beberapa musim tanam lalu mencoba menanam padi jenis pandan wangi. “Hasilnya lebih baik, sehingga banyak petani yang melakukan tanam padi jenis ini lagi,”katanya.

Baca juga:  Seluruh Kasus Baru Positif COVID-19 di Bali Merupakan Naker Migran

Kadis Pertanian Denpasar, A.A. Bayu Bramasta mengatakan, meski sejumlah daerah telah mengalami kesulitan air, untuk wilayah Denpasar belum terdampak signifikan. Karena berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini petani di Denpasar sudah siap panen. Sementara air masih tetap mengalir. “Kalau terjadi pengurangan debit air, mungkin ada, tetapi belum sampai mempengaruhi musim tanam.

Dikatakan, saat ini sejumlah subak akan mulai musim panen. Setidaknya, 1.700 hektar lahan sawah akan mulai panen pada September ini. Bahkan, beberapa petani sudah mulai panen awal bulan ini. Sehingga mereka kembali akan mulai mengolah sawahnya.

Baca juga:  Ini Penyebab Perubahan Suhu Ekstrim

Seperti yang terlihat di subak Buaji, Kesiman. Sejumlah petani mulai terlihat kembali mengolah lahan sawahnya untuk ditanam kembali. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *