DENPASAR, BALIPOST.com – Ratusan hektar lahan eks Galian C Gunaksa, Klungkung, kini nampak sudah tertata. Kubangan-kubangan di antara tanaman liar tak lagi terlihat. Gapura dari sisi timur dan barat terlihat megah. Kedua gapura terhubung akses jalan beton lebar belasan meter, membelah Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB), lengkap dengan jembatan merah diatas Tukad Unda.
Semua areal sudah menjadi lahan strategis yang siap dibangun. Bertahun-tahun penataan tempat ini tak mampu diwujudkan pemerintah. Namun, di tangan Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster, memformat ulang tempat ini sebagai tempat terciptanya peradaban baru kebudayaan Bali, nampak terlihat mudah.
Sejak awal Wayan Koster memiliki niat yang tinggi, untuk mengubah tempat ini menjadi lebih bermanfaat. Berdampak nyata terhadap masyarakat lokal secara ekonomi dan mampu memperkuat posisi Bali sebagai pariwisata budaya. Perubahan nyata pada eks Galian C Gunaksa menjadi kawasan PKB, memberi pengakuan krama Bali, bahwa Gubernur Koster memiliki komitmen yang sangat kuat. Karena tak hanya menata areal yang penuh dengan masalah itu, baik masalah hukum, kepemilikan tanah, hingga kekhawatiran sebagai muara terakhir Tukad Unda. Tetapi, sanggup membangun peradaban baru yang nantinya berdampak positif dalam segala sektor.
Bendesa Gunaksa Nengah Ariyanta, Senin (11/9) mengatakan ratusan hektar lahan setempat sudah lama terbengkalai. Sejak menjadi lokasi galian pascaerupsi Gunung Agung 1963, kemudian ditutup pada tahun 2002, yang tersisa hanyalah kerusakan lingkungan. Maka, sejak ide ini tercetus hingga diwujudkan langsung oleh Wayan Koster, dengan perubahan yang tampak nyata seperti sekarang, masyarakat setempat pun sangat antusias, agar pengerjaan mega proyek ini bisa segera dilanjutkan dengan pengerjaan fisik. Sehingga, sesuai dengan target tahun 2024 seluruh tahapan pembangunan sudah selesai.
Imbas dari pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, tentu terbukanya lapangan pekerjaan dan ragam peluang ekonomi. Ariyanta menegaskan, sesuai janji dari Gubernur Koster nantinya tenaga kerja di kawasan PKB ini akan menggunakan tenaga kerja lokal, terutama dari warga sekitar eks galian C. “Arah kebijakan demikian membuat warga kami disini amat antusias dengan pembangunan ini. Karena warga kami pun ikut diberdayakan. Bahkan, sebelum bekerja akan ada pelatihan dulu. Ini sangat berkesinambungan sekali. Sekarang penataan lahan sudah selesai, kami menunggu pembangunan fisiknya segera dapat dilanjutkan,” katanya.
Kawasan PKB ini menjadi implementasi nyata dari konsep Ekonomi Kerthi Bali. Upaya ini menjadi paradigma pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal, sebagai implementasi visi Pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Pembangunan PKB itu, saya lihat sebagai wujud nyata upaya pemerintah daerah dalam mewujudkan keseimbangan/ keharmonisan Alam Bali, Manusia Bali, dan Kebudayaan Bali sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kertih. Kami berharap pembangunannya segera terwujud, agar dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal, benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata Ariyanta.
Dampak positif yang terjadi pada sektor ekonomi, juga akan memantik dampak lain seperti turunnya angka pengangguran. Secara otomatis angka pengangguran di Kabupaten Klungkung akan berkurang, karena keberadaan PKB ini nantinya menjadi momentum masyarakat lokal untuk mendapatkan pekerjaan di kawasan PKB ini.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengatakan tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Klungkung tahun 2022 masih ada 1,96 persen, menurun dari tahun 2021 yang mencapai angka sebesar 5,30 persen. “Dengan kehadiran PKB, maka angka pengangguran seterusnya akan menurun, seiring terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat Klungkung. Ini secara khusus akan berpengaruh besar pada sektor ekonomi di Kabupaten Klungkung,” terang Bupati Suwirta. (Bagiarta/balipost)