Krama Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar belum lama ini menggelar karya Rsi Yadnya Apodgala Madeg Pandita Dwijati yakni Ida Bhawati I Made Suanda dan Ida Bhawati Ni Ketut Wartini. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar belum lama ini menggelar karya Rsi Yadnya Apodgala Madeg Pandita Dwijati yakni Ida Bhawati I Made Suanda dan Ida Bhawati Ni Ketut Wartini. Karya Rsi Yadnya padiksan, dwijati puncaknya pada Rabu atau Buda Kliwon Wuku Pahang (6/9) yakni matangi pujawali madwijati/padiksan mapulang lingga.

Pada puncak karya di-puput tiga pandita yakni nabe napak, Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Manik Mas dari Griya Sakti Asita Manik Mas, Banjar Bedil, Desa Baha, Mengwi, Badung, nabe waktra Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Budha Dhaksa Dharmita Griya Agung, Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar dan nabe saksi, Ida Pandita Mpu Nabe Putra Swadiaya Parama Cantika dari Griya Griya Agung Pasek Kedampal, Banjar Kedampal, Desa/Kecamatan Abiansemal, Badung.

Baca juga:  Awal 2021, Sejumlah Wilayah Gianyar Terjadi Bencana

Bendesa Adat Batuan, I Nyoman Megawan didampingi Ketua Panitia, I Nyoman Cita dan Sekretaris/Wakil Bendesa Adat Batuan, I Wayan Sudha menjelaskan upacara Rsi Yadnya ini berlangsung di Banjar Dlodtunon, Desa Adat Batuan diawali dengan pembentukan panitia mencapai ratusan orang dari sejumlah banjar pada Sabtu, 22 Juli 2023 lalu. Kemudian digelar beberapa kali dharma wacana, ngaturang panuwur terhadap tiga orang nabe serta sejumlah kegiatan selama kurang lebih sebulan.

Baca juga:  Desa Adat Batuagung Pertahankan Adat Budaya Desa Tua di Jembrana

Yang tak kalah penting yakni seda raga pada Selasa (5/9) sekitar pukul 23.00 Wita di-puput oleh tiga orang nabe.

Dikatakan, latar belakang karya Rsi Yadnya ini dalam upaya mencapai tujuan Moksatam Jagadhita Ya Caiti Dharma melalui peningkatan penyucian diri sesuai dengan ajaran agama Hindu. “Dengan harapan mampu menuju ke tingkat kehidupan dan lepas dari keduniawian, menyebarkan ajaran kesucian dan mengabdi kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa,” jelasnya.

Disebutkan, alasan Ida Bhawati I Made Suanda yang sebelumnya menekuni ajaran agama Hindu dan juga berkecimpung di bidang pariwisata bersama Ida Bhawati Ni Ketut Wartini karena bhisama leluhur untuk melanjutkan tradisi leluhurnya yang menekuni bidang banten dan bidang kasulinggihan. “Selain itu, tujuan madiksa ini untuk menyucikan diri secara lahir dan batin agar kehidupan menjadi lebih sempurna. Serta meningkatkan status diri ke tingkat lebih tinggi secara lahir dan batin. Serta mohon perlindungan secara spiritual sehingga diharapkan jauh dari gangguan,” katanya.

Baca juga:  Desa Adat Selumbung Tetap Lestarikan ”Dresta”

Bendesa Adat Batuan berharap kepada kedua umat yang madwijati atau sulinggih ke depan bisa membimbing, menuntun umatnya  ke arah yang lebih baik. Sehingga apa menjadi tujuan agama Hindu yakni Moksatam Jagadhita Ya Caiti Dharma bisa tercapai. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *