DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk sementara, Bali meloloskan empat pesilatnya dari ajang Pra PON, di Auditorium Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), sampai dengan Rabu (13/9) siang. Pesilat yang lolos di nomor laga, yakni Kadek Astawa (kelas B), I Kadek Wahyu Rihartana Giri (kelas G), Ida Bagus Putu Sapta Wiyasa (kelas J), serta Kadek Andrey Nova Prayada (kelas D).
Pesilat Bali masih berpeluang menambah tiket PON baik di nomor laga, maupun seni tunggal, ganda, dan regu (TGR). Wahyu Rihartana, yang dihubungi, Rabu (13/9), menyatakan, dirinya masuk ke final menghadapi pesilat Jabar. “Saya mau bertanding melawan atlet Jabar, kemungkinan sore atau malam,” ucapnya. Dirinya mengakui, kondisinya agak cedera kaki, sehingga tidak bisa tampil maksimal. “Astungkara, bagi saya yang penting lolos PON dulu, dan minimal saya dapat perak,” ungkapnya.
Wahyu Rihartana, menybutkan, sistem kejurnas Pra PON 2023 ini, seluruh pesilat dari berbagai provinsi berlaga, dan pesilat yang tembus tujuh besar di kelasnya, berhak tampil di PON, ditambah jatah dua ruan rumah Aceh dan Sumut. “Hal ini berbeda jika dibandingkan Pra PON sebelumnya, yang menggunakan sistem wilayah (zona),” tuturnya.
Apalagi, kala itu di Pra PON, dirinya hanya meraih perunggu, dan justru di event resmi PON XX/2021 di Papua, Wahyu Rihartana menjadi satu-satunya pesilat Bali yang mendulang emas. “Seandainya saya meraih perak di Pra PON tetap menerima, tetapi digenjot keras lagi saat PON,” ujarnya.
Selama bertarung di Pra PON Solo ini, Wahyu menaklukan atlet Jambi di babak penyisihan, kemudian mengalahkan atlet Kalteng, serta di semifinal menyingkirkan atlet Sumsel. Sedangkan Kadek Andrey lolos tanpa bertarung di ajang Pra PON, dan otomatis lolos. Andrey mendapatkan tiket jatah kemudahan (wild card) berkat prestasinya merebuk perak SEA Games. Kendati demikian, Andrey tetap berangkat ke Solo atas biaya pribadi. Tujuannya, untuk mempelajari gaya permainan dan teknik calon lawannya di kelas D. (Daniel Fajry/balipost)