DENPASAR, BALIPOST.com – Pesilat Bali nomor seni pasangan ganda putri Ni Made Mega Sri Wahyuni/Putu Cincin Cindra Dewi, berhasil mendulang medali emas, pada kejurnas silat yang dirangkaikan dengan Babak Kualifikasi (BK) PON, di auditorium Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Rabu (13/9) malam. Selain itu, pesilat Bali juga menyumbang perak dan perunggu, seraya meloloskan 11 kelas ke PON.
Pesilat yang merebut perak, seperti I Kadek Astawa (B), Ni Komang Kerti Febriani (C), I Kadek Wahyu Rihartana Giri (G), serta I Made Ananta Pradnya/I Kadek Adi Santosa/Made Aldi Sancita Yasa (regu putra).
Sedangkan atlet yang meraih perunggu, antara lain Ahmad Andi Maulana (A), Ni Kadek Lestariani (B), Ni Luh Devi Antari (D), Ida Bagus Putu Sapta Wiyasa (J), I Gusti Ngurah Agung Nugraha Adi Winata/Putu Anom Wiraguna (ganda). Seorang lagi, pesilat Bali I Kadek Andrey Nova Prayada (D) tanpa berkeringat otomatis lolos PON, berkat merebut perak SEA Games.
Ketua Harian IPSI Bali I Bagus Jagra Wibawa, yang dihubungi, Kamis (14/9), menyatakan, biasanya Pra PON sebelumnya menggunakan sistem wilayah (zona), namun Babak Kualifikasi 2023 ini, dipakai kejurnas hingga melibatkan seluruh provinsi. “Pertarungan berdasarkan hasil undian, ada pesilat yang langsung jumpa lawan tangguh di penyisihan, ya…otomatis tersingkir,” ucap Manajer Tim Silat Bali yang akrab disapa Gus Ari ini.
Dijelaskannya, para pesilat bertanding dalam dua grup, kemudian satu pul lolos tiga atlet, dan grup satunya lagi lolos empat atlet, berikut juara III kembar. Yang jelas, Gus Ari menegaskan, persiapan setahun ini harus dimatangkan, utamanya pemusatan latihan.
Ia membandingkan, provinsi tetangga Jatim peduli terhadap nasib atlet, dan bagi yang merebut tiket PON di rekrut jadi pegawai kontrak, di Pembkot Surabaya. “Atlet fokus berlatih dan meraih prestasi, kucuran dana sangat perlu demi mengejar prestasi,” ungkapnya. (Daniel Fajry/Balipost)