MANGUPURA, BALIPOST.com – Salah satu warga Desa Punggul, Abiansemal, Kabupaten Badung, yang merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), mendadak viral di media sosial (medsos). Pasalnya, beredar sebuah video yang menunjukkan seorang ODGJ tersebut terkurung di dalam ruangan dengan pintu jeruji besi.
Video berdurasi 2 menit yang diunggah dalam akun Tiktok @wayansetiawan122, menunjukkan kondisi ruangan yang ditempati ODGJ yang diketahui bernama I Made Sumandi Arta disebut tidak layak ditempati. Pihak keluarga pun memberikan klarifikasi atas beredarnya video tersebut dengan membantah pernyataan unggahan Wayan Setiawan.
Tak tinggal diam, Wayan Setiawan yang bakal calon anggota DPR RI dapil Bali kembali mengunggah video menyikapi video klarifikasi pihak yang mengaku keluarga dari Made Sumandi Arta. Wayan Setiawan dalam video Tiktok menyebutkan, pada intinya pihaknya prihatin dengan kondisi ODGJ yang diperlakukan tidak adil.
“Orang gila itu tetap manusia, nggak layak diperlakukan seperti binatang. Coba lihat ke sana, baunya itu lebih jelek dari bau kandang kambing, lebih jelek dari kandang babi,” ungkapnya.
Setiawan menilai, Pemkab Badung memiliki APBD yang besar, sehingga dapat mengatasi masalah ODGJ di Kabupaten Badung. Bahkan, Badung yang pendapatan asli daerahnya tinggi dapat membangun rumah sakit jiwa untuk warganya yang mengalami gangguan kejiwaan.
“Badung dengan anggaran begitu besarnya tidak bisa mengurus satu orang gila, itu keterlaluan. Kalau ada orang sakit jiwa, di manapun di wilayah Badung, segera evakuasi obati ke rumah sakit jiwa di Bangli itu ada. Kalau tidak ada, bangun itu bangun rumah sakit jiwa di Badung,” ucapnya.
Perbekel Desa Punggul Kadek Sukarma saat dikonfirmasi, Minggu (17/9), menyampaikan, pihak keluarga sejatinya telah memberikan perhatian kepada ODGJ tersebut. “Tidak ada permasalahan. Bahkan, merasakan bantuan dari banyak hal, termasuk beras yang dikonsumsi setiap hari juga merupakan bantuan,” ujarnya.
Menurutnya, pihak keluarga telah mengajak ODGJ itu berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali. Bahkan, yang bersangkutan telah menjalani pengobatan hingga 10 kali. “Dia mendapatkan perawatan, sepatutnya makan juga diberikan. Termasuk obat juga rutin diberikan. Pengakuan keluarga sudah 10 kali berobat ke RSJ Bali,” ucapnya.
Sukarma menyebutkan, alasan Sumandi dikurung lantaran yang bersangkutan memiliki rasa dendam yang tinggi, sehingga kerap melakukan kekerasan kepada orang lain. Seperti salah satunya tetangga Sumandi yang dulunya seorang polisi dan sering membawanya berobat. “Padahal polisi itu sudah meninggal, tapi dalam kondisi tertentu dia (Sumandi) sering melempar batu ke warung dan merajan (milik tetangganya),” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menilai video yang viral tersebut dibuat tanpa konfirmasi. Sebab, dari yang diceritakan sangat berbeda dengan kenyataannya. Pihaknya pun sangat menyayangkan adanya video tersebut. (Parwata/balipost)