DENPASAR, BALIPOST.com – Lulusan perguruan tinggi harus membuka mindset untuk mengambil peluang berwirausaha, karena terbuka bagi siapa saja dengan berbagai kemampuan. Namun menjadi wirausaha sukses bukan proses instan, namun membutuhkkan proses yang menuntut untuk berani gagal. Demikian disampaikan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI, Hendro Wicaksono, Kamis (21/9).
Berbicara dalam kuliah kewirausahaan di Primakara University, ia mengingatkan bahwa menjadi seorang pengusaha bukanlah proses instan, melainkan melewati beberapa tahapan. “Wirausaha ini merupakan peluang bagi kita semua, tidak hanya untuk yang pintar-pintar, IPK 4 dan cumlaude. Ini terbuka luas untuk kita. Intinya ada empat hal yang harus kita praktikkan, yaitu berani bermimpi, berani mencoba, berani gagal, dan terakhir berani sukses,” tegas Hendro.
Hendro menambahkan, tahapan menjadi pengusaha sukses juga didukung keberanian membuka diri terhadap kerja sama dan mengelola pendanaan. “Setelah tahapan-tahapan tadi kita lalui, pertama kita juga harus berani olah otak orang lain, artinya cobalah kita berkolaborasi, bekerja sama, sukses bersama. Yang kedua, kita berani olah tenaga orang lain. Artinya ketika kita sudah mampu membayar, kita sudah naik tingkat, mampu memperkerjakan orang lain,” bebernya.
Setelah maju, jika ingin meningkatkan usaha (scale up), dibutuhkan anggaran yang notabene menuntut wirausaha berani mengolah dana orang lain seperti perbankan dan lembaga keuangan lain. Yang keempat adalah berani mengolah bisnis orang lain. Dengan demikian, maka wirausaha tersebut dapat meningkat ke tahap selanjutnya yang disebut champion.
Founder dan Rektor Primakara University, I Made Artana menegaskan bahwa saat ini ia fokus sebagai ecosystem builder ekonomi kreatif digital di Bali. “Primakara University dari awal sudah mengusung tema atau positioning sebagai technopreneurship campus atau kampus kewirausahaan yang basisnya teknologi. Ini penting, apalagi di tengah transformasi ekonomi Bali, salah satunya kita berupaya mendorong transformasi di bidang ekonomi kreatif digital,” ujarnya.
Belajar kewirausahaan menurutnya tidak melulu harus menjadi entrepreneur, tetapi juga tetap bisa berkarier, profesional, tapi memiliki entrepreneurship yang baik, itu juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan.(Citta Maya/balipost)