JAKARTA, BALIPOST.com – Masyarakat dipersilakan memilih bakal calon presiden (capres) pilihan masing-masing dalam Pemilu 2024, namun harus tetap menjaga agar jangan sampai ada perpecahan. Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo saat menghadiri Pembukaan Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi 2023 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (26/9).
“Perbedaan pilihan itu wajar. Mau milih Pak Prabowo, silakan. Mau milih Pak Anies, silakan. Mau milih Pak Ganjar, silakan. Perbedaan pilihan itu wajar, nggak perlu diributkan,” kata Jokowi dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (26/9).
Jokowi pun berharap para dai dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga persatuan dan toleransi dalam menghadapi perbedaan, terutama menjelang Pemilu Serentak 2024.
Persatuan yang kokoh, lanjut Jokowi, menjadi penting untuk dipertahankan di tahun politik agar tidak menghambat pembangunan yang sedang berjalan, termasuk pembangunan di desa-desa. Kondisi di desa, menurut dia, menjadi sangat penting karena merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat Indonesia.
“Harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak terjadi pembelahan dan perpecahan, agar terus terjaga suasana yang damai, agar juga pembangunan di desa juga terus berjalan. Paling penting dan paling utama itu menjaga persatuan dan kesatuan kita, dan itu dimulai dari unit yang terkecil yaitu desa,” jelasnya.
Jokowi menceritakan kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu ke sejumlah negara di Benua Afrika. Saat berada di Afrika, Jokowi mengaku sedih karena dia mendapati hampir separuh dari negara-negara di Afrika dilanda konflik, sehingga pemerintahannya tidak berjalan dengan baik.
Dengan kurang efektifnya pemerintahan di tengah konflik di sejumlah negara Afrika itu, tambah Jokowi, rakyat pun menderita. “Rakyatnya tidak bisa terurus dengan baik, isinya tiap hari hanya perang. Saat saya ke Afghanistan juga sama. Inilah yang harus kita jaga, persatuan dan kesatuan,” imbuhnya.
Indonesia yang memiliki ratusan etnis harus dijaga dari ancaman perpecahan. Apabila sudah terjadi konflik yang memecah masyarakat, maka upaya pemulihan tidak akan mudah dilakukan. “Jangan sampai nanti tiga (bakal) calon ini, (kalau) sudah terpilih satu, sudah ngopi-ngopi bareng, makan-makan bersama, yang di bawah masih ribut, jangan; karena setiap lima tahun pasti ada terus proses demokrasi ini,” ujar Jokowi. (Kmb/Balipost)