AMLAPURA, BALIPOST.com – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di lereng atas Gunung Agung, Rabu (27/9). Berdasarkan laporan dari KRPH Kubu, ada banyak titik api yang tersebar di lereng Gunung Agung utamanya titik api terbesar ada di lereng di atas Banjar Dinas Belong, Bantas, dan Batudawa.
Menyikapi Karhutla yang terus meluas, Bupati Karangasem bersama Kapolres dan Dandim 1623 Karangasem, meluncur ke lokasi dekat titik api di Banjar Bantas, Baturinggit. Untuk mencapai dekat titik api harus melintasi medan yang sulit.
Namun saat perjalanan menuju titik api kebakaran, sekitar pukul 15.00 WITA, pihaknya dihubungi Sekda Karangasem, jika Sekretariat DPRD menyampaikan undangan Rapat Paripurna di Gedung DPRD. Undangan yang sangat mendadak tersebut, tidak bisa dihadiri karena sedang berada di lokasi Karhutla.
“Karena tidak memungkinkan untuk hadir dalam Rapat Paripurna, jadi saya menugaskan Pak Sekda untuk menghadirinya. Untuk itu saya memohon maaf kepada dewan,” ucap Gede Dana.
Ia melanjutkan kegiatan pemantauan dan penanganan Karhutla bersama Forkopimda. “Medannya sulit sehingga titik api tidak bisa dijangkau oleh tim gabungan dari BPBD, Damkar, KRPH Kubu, Polres dan Kodim serta warga setempat. Sehingga kita arahkan untuk membuat sekat agar api tidak merembet ke areal lahan pertanian warga,” ujar Bupati yang ikut membuat sekat api.
Gede Dana mengatakan, kebakaran hutan lindung Gunung Agung terakhir terjadi pada 2012 lalu. Setelah 11 tahun kejadian kebakaran terjadi lagi.
Pihaknya tidak mau berandai-andai terkait penyebab pasti yang memicu kebakaran tersebut. Namun mengingat saat ini musim kemarau dan kekeringan, gesekan lahan kering akibat angin kencang juga bisa berpotensi menyulut api.
“Yang terbakar itu kawasan hutan lindung di Pal 449 hingga Pal 554. Dan menurut laporan dari KRPH luas hutan lindung yang terbakar itu mencapai 35 hektar. Dan itu tersebar di banyak titik. Saat ini kita masih berkoordinasi dengan Kapolres, Dandim, KRPH, Perbekel Baruringgit dan tim di lapangan untuk mencari langkah tepat penanganan Karhutla ini agar tidak terus meluas,” kata Gede Dana.
Dia menjelaskan, saat ini tim masih terus melakukan pemantauan di dekat lokasi titik api, dan sebagian lagi standby di Desa Tulamben untuk memudahkan dan mempercepat pergerakkan jika api mendekati ke lahan atau pemukiman warga.
“Untuk masyarakat di sekitar lokasi kebakaran diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Karena saat ini berada di puncak musim kemarau (El Nino), Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan,” himbau Gede Dana. (Adv/balipost)