SD Negeri 3 Pekutatan yang lokasinya berdekatan dengan titik groundbreaking jalan tol Gilimanuk-Mengwi, ditargetkan regrouping (digabung) dengan SD terdekat pada akhir semester I tahun ajaran 2023/2024 ini. (BP/olo)

 

NEGARA, BALIPOST.com – SD Negeri 3 Pekutatan yang lokasinya berdekatan dengan titik groundbreaking jalan tol Gilimanuk-Mengwi, ditargetkan regrouping (digabung) dengan SD terdekat pada akhir semester I tahun ajaran 2023/2024 ini. Regrouping dipicu minimnya siswa yang belajar saat ini dikarenakan sebagian besar sudah pindah.

Saat ini, sekolah dasar negeri yang berada di pinggir jalan provinsi, Pekutatan-Buleleng ini hanya menyisakan sekitar 15 orang siswa. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Jembrana I Gusti Anom Saputra, Kamis (28/9) mengatakan SDN 3 Pekutatan berdasarkan kajian sudah diusulkan untuk di-regrouping dengan kondisi saat ini.

Baca juga:  Jamkrida Bali Mandara Jajaki Peluang Penjaminan Proyek Tol Gilimanuk - Mengwi

Yang menjadi pemicunya adalah minimnya jumlah murid beberapa tahun belakangan dan puncaknya pada tahun ajaran ini. “Kajian kami sudah buat untuk regrouping dan masih diajukan untuk persetujuan bupati. Untuk saat ini masih ada kegiatan belajar mengajar dengan 15 siswa,” terangnya.

Sebagian besar murid, menurutnya sudah pindah mengikuti orangtua mereka yang juga sudah pindah. Bahkan sebanyak 13 dari 15 murid ini juga memastikan akan pindah pada akhir semester I nanti. Hampir keseluruhan siswa SDN 3 Pekutatan sebelumnya tinggal di dekat sekolah yakni Banjar Adat Sumbermis (mess karyawan Perumda Bali). Namun karena lahannya masuk kawasan tol, orangtua dan para siswa pindah.

Baca juga:  PS Jembrana Targetkan Promosi ke Liga Dua

Selain siswa, di SDN 3 Pekutatan ini menurutnya juga masih ada enam guru yang aktif. Pada Desember nanti, tiga diantaranya memasuki masa pensiun. “Kami targetkan pada akhir semester I sudah di-regrouping dengan sekolah terdekat,” katanya.

Meskipun nantinya sekolah ini kosong, menurutnya aset masih milik Pemkab Jembrana. Memang di belakang SD ada tanda patok yang kemungkinan dilintasi jalan trase jalan tol. Tetapi itu bukan pemicu SD tersebut di-regrouping. “Lokasi SD memang sangat dekat dengan titik groundbreaking. Tetapi apa masuk jalur kami belum tahu pasti. Tetap jadi aset kabupaten bangunan itu nanti kalau kosong,” terangnya.

Baca juga:  Tabanan Masih Kekurangan Guru SD, Ini Usulan Anggota DPRD

Sejatinya ada dua SD di Jembrana yang masuk kajian untuk regrouping dengan pertimbangan minim murid. Satu SD lagi di Kecamatan Melaya yakni SDN Blimbingsari. Tetapi untuk regrouping SDN Blimbingsari ini masih perlu pendekatan dengan orangtua/wali siswa. “Kalau pembicaraan dengan desa sudah, dan disetujui, namun kami masih perlu pendekatan dengan orangtua/wali di sana,” pungkasnya. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *